Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)
RSS

Rabu, 26 Oktober 2016

Perkembangan Anak Tingkat SD



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Penulisan
Prinsip pendidikan SD merupakan komponen pembelajaran yang sangat penting. prinsip pendidikan memiliki tujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran, sehingga bermanfaat bagi siswa, yaitu untuk mengukur sejauh mana siswa mampu menyerap materi yang telah disampaikan. Sedangkan bagi guru, prinsip pendidikan bermanfaat untuk umpan balik dari hasil pembelajaran yang teleh disampaikan dan untuk laporan kepeda orang tua siswa dan guru sendiri di setiap akhir semester, yang dituangkan dalam buku raport.
Saat sekarang dunia pendidikan di Indonesia sangat membutuhkan model penilaian dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran SD karena prinsip pendidikan merupakan indikator keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. prinsip pendidikan mengacu pada proses menetapkan nilai pada suatu kegiatan, keputusan, proses, orang dan objek. Penilaian tidak selalu dilakukan melalui proses pengukuran tetapi dapat dilakukan dengan cara membandingkannya dengan kriteria-kriteria yang berlaku tanpa perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu.
B.     Rumusan Masalah
1.         Menerangkan Prinsip – Prinsip Perkembangan Anak Tingkat SD
2.         Menjelaskan Faktor Keturunan Yang Mempengaruhi Perkembangan
3.         Mengalisis Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Perkembangan
C.    Tujuan Penulisan
1.      Memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung
2.      Memberi pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa
3.      Mempersiapkan untuk mengikuti pendidikan di SMP/MTs.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perkembangan Anak Sekolah
1.    Menerangkan Prinsip – Prinsip Perkembangan Anak Tingkat SD
Membahas tentang prinsip pendidikan berarti membahas tentang aturan hukum, sikap atau bagaimana seharusnya pendidikan. Prinsip-prinsip pendidikan yang dikemukakan di bawah ini diambil dari perspektif pendidikan. Perspektif ini digunakan karena peserta didik atau siswa menjadi titik sentral dalam pendidikan. Perspektif di Negara kita masih kurang diperhatikan karena berbagai faktor, antara lain kebudayaan pendidikan kita memperlakukan anak.
Sunaryo Kartadinata (1996), menjelaskan prinsip-prinsip perkembangan siswa SD dan kesepandanannya dengan prinsip-prinsip pendidikan SD
Prinsip-prinsip perkembangannya adalah berikut ini.:
a.       Perkembangan adalah proses yang tidak pernah berakhir, oleh karena itu pendidikan atau belajar merupakan proses sepanjang hayat.
b.      Setiap anak bersifat individual dan berkembang dalam percepatan individual. Walaupun guru memahami dan memegang patokan atau target tertentu, namun guru harus tetap memperhatikan keragaman siswa secara individual dalamaspek fisik, psikis, dan sosial.
c.       Semua aspek perkembangan saling berkaitan. Pendidikan jasmani harus menjadi wahana bagi perkembangan aspek lainnya, begitu pula proses pembelajaran bidang studi lainnya harus selalu dikaitkan dengan berbagai aspek perkembangan anak.
d.      Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan. Perkembangan individu memiliki sekuinsi tertentu dan dapat menjadi arah perkembangan. Secara umum perkembangan manusia itu adalah sebagai berikut.:
a.       Bergerak dari kepala ke kaki atau dari pusat ke bagaian
b.      Bergerak dari struktur ke fungsi
c.       Bergerak dari konkret ke abstrak
d.      Bergerak dari egosentris ke perspektif menuju pemahaman
e.       Bergerak dari heteronom ke otonom
f.       Bergerak dari absolutisme ke relativisme
g.      Bergerak spiral ke arah tujuan.
Dengan mengacu kepada aspek karakteristik serta prinsip perkembangan siswa SD yang dideskripsikan di atas maka dapat dikemukakan prinsip-prinsip pendidikan, terutama prinsip-prinsip pembelajaran di SD, yaitu proses pembelajaran di SD harus bersifat terpadu dengan perkembangan siswa, baik perkembangan fisik, kognitif, sosial, moral maupun emosional.
Artinya pengembangan bahan ajar dan proses pembelajaran di SD harus mengacu dari prinsip ketercernaan bagi peserta didik. Dengan kata lain tugas ajar dan bahan ajar dilaksanakan sejalan dengan karakteristik perkembangan siswa, terutama di kelas-kelas awal.
Prinsip yang relevan dan penting bagi pembelajaran ialah bahwa anak usia sekolah dasar harus dihadapkan kepada kegiatan aktif daripada kepada kegiatan pasif.Dari aspek perkembangan kognitif, prinsip-praktis bagi anak usia sekolah dasar adalah sebagai berikut.
a.         Kurikulum atau proses pembelajaran harus menyajikan bahan ajaran yang sepadan dengan perkembangan anak yang memungkinkan mereka melakukan eksplorasi, berpikir, dan memperoleh kesempatan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak lain dan orang dewasa. Ini berarti bahwa kurikulum harus bermakna bagi anak itu sendiri.
b.         Prinsip praktis yang relevan dengan pembelajaran ialah bahwa anak usia sekolah dasar harus diberi kesempatan untuk bekerja dalam kelompok kecil, dan guru menciptakan kemudahan diskusi diantara anak dengan jalan memberikan komentar dan dukungan atas pendapat dan gagasan anak.


Prinsip pendidikan di SD, yaitu:
a.    Perkembangan adalah proses yang tak pernah berakhir (belajar sepanjang hayat)
b.    Harus memperhatikan keberagaman siswa secara individual
c.    Semua aspek perkembangan (bidang studi) saling berkaitan
d.   Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan
e.    Program dan strategi pembelajaran SD harus dikembangkan.

B.     Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan
1.         Menjelaskan faktor keturunan yang mempengaruhi perkembangan
Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap perkembangan individu adalah faktor keturunan yang merupakan pembawaan sejak lahir atau berdasarkan keturunan, seperti: konstitusi, struktur fisik dan kecakapan potensial (bakat dan kecerdasan). Berbeda dengan faktor lingkungan, faktor keturunan pada umumnya cenderung bersifat kodrati yang sulit untuk dimodifikasi.
Seberapa kuat pengaruh keturunan sangat bergantung pada besarnya kualitas gen yang dimiliki oleh orang tuanya (ayah atau ibu). Berdasarkan percobaannya dengan cara mengawinkan bunga merah dengan bunga putih, Gregor Mendel mengemukakan pandangannya, bahwa :
a.       tiap-tiap sifat (traits) makhluk hidup itu dikendalikan oleh keturunan
b.      tiap-tiap pasangan faktor keturunan menentukan bentuk alternatif sesamanya, dan satu dari pada pasangan alternatif itu memegang pengaruh besar
c.       pada waktu proses pembentukan sel-sel kelamin, pasangan faktor keturunan itu memisah, dan tiap-tiap sel kelaminnya menerima salah satu faktor dari pasangan keturunan itu.
Hasil percobaan Mendel ini menjelaskan kepada kita bahwa faktor keturunan memegang peranan penting bagi perilaku dan pribadi individu. Beberapa asas tentang keturunan di bawah ini akan memberikan gambaran pembanding kepada kita tentang apa-apa yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya :
a.       Asas Reproduksi
Menurut asas ini bahwa kecakapan (achievement) dari masing-masing ayah atau ibunya tidak dapat diturunkan kepada anak-anaknya. Sifat-sifat atau ciri-ciri perilaku yang diturunkan orang tua kepada anaknya hanyalah bersifat reproduksi, yaitu memunculkan kembali mengenai apa yang sudah ada pada hasil perpaduan benih saja, dan bukan didasarkan pada perilaku orang tua yang diperolehnya melalui hasil belajar atau hasil berinteraksi dengan lingkungannya.
b.      Asas Variasi
Bahwa penurunan sifat pembawaan dari orang tua kepada anak-anaknya akan bervariasi, baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini disebabkan karena pada waktu terjadinya pembuahan komposisi gen berbeda-beda, baik yang berasal dari ayah maupun ibu. Oleh karena itu, akan didapati beberapa perbedaan sifat dan ciri-ciri perilaku individu dari orang yang bersaudara, walaupun berasal dari ayah dan ibu yang sama, sehingga mungkin saja kakaknya lebih banyak menyerupai sifat dan ciri-ciri perilaku ayahnya sedangkan adiknya lebih banyak menyerupai sifat dan ciri-ciri perilaku ibunya atau sebaliknya.
c.       Asas Regresi Filial
Terjadi pensurutan sifat atau ciri perilaku dari kedua orangtua pada anaknya yang disebabkan oleh gaya tarik-menarik dalam perpaduan pembawaan ayah dan ibunya, sehingga akan didapati sebagian kecil dari sifat-sifat ayahnya dan sebagian kecil pula dari sifat-sifat ibunya. Sedangkan perbandingannya mana yang lebih besar antara sifat-sifat ayah dan ibunya ini sangat tergantung kepada daya kekuatan tarik menarik dari pada masing-masing sifat keturunan tersebut.
d.      Asas Jenis Menyilang
Menurut asas ini bahwa apa yang diturunkan oleh masing-masing orang tua kepada anak-anaknya mempunyai sasaran menyilang jenis. Seorang anak perempuan akan lebih banyak memilki sifat-sifat dan tingkah laku ayahnya, sedangkan bagi anak laki-laki akan lebih banyak memilki sifat pada ibunya.
e.       Asas konformitas
Berdasarkan asas konformitas ini bahwa seorang anak akan lebih banyak memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri tingkah laku yang diturunkan oleh kelompok rasnya atau suku bangsanya.Misalnya, orang Eropa akan menyerupai sifat-sifat dan ciri-ciri tingkah laku seperti orang-orang Eropa lainnya dibandingkan dengan orang - orang asia. Asas-asas di atas hanya sekedar gambaran untuk memahami kemungkinan-kemungkinan tentang apa-apa yang diwariskan dari orang tua terhadap anaknya dan tidak bersifat mutlak
2.         mengalisis faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan
Lingkungan ialah faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan dsb. Pengaruh pendidikan dan pengaruh lingkungan sekitar itu sebenarnya terdapat perbedaan, pada umumnya pengaruh lingkungan bersifat pasif, sedangkan pendidikan bersifat aktif. Secara garis besar, lingkungan dapat dibedakan seperti:
a.       Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaaan tanah, keadaan musim dsb.
b.      Lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan masyarakat, dimana dalam lingkungan masyarakat ini adanya interaksi individu satu dengan yang lain. Keadaan masyarakatpun akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan individu. Lingkungan sosial dibedakan jadi dua yaitu, lingkungan sosial primer dan lingkungan sosial sekunder.
Faktor lingkungan meliputi:
a.       Keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan. keadaan ekonomi keluarga berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik atau jasmani anak. Tingkat pendidikan orang tua juga berpengaruh besar terhadap perkembangan rohani anak teutama kepribadian dan kemajuan pendidikan.
b.      Sekolah, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama kecerdasannya. Dan sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak.
c.       Masyarakat, meliputi  lingkungan tempat tinggal anak. Disini anak bergaul dan bermain dengan teman-temannya. Misalnya, kondisi lingkungan dengan orang-orang yang begitu kasar perilakunya, secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
d.      Teman  Sabaya, mempunyai peran yang cukup penting juga, terutama pada anak yang sedang menginjak remaja. Kondisi anak masih cukup labil, jadi anak akan terpengaruh oleh hal-hal yang negatif, maka juga akan mempengaruhi perkembangan anak. Perkembangan kepribadian remaja yang sangat menonjol dalam pengalaman bergaul dengan teman sebaya yaitu kemapuan berpikir, merasakan sesuatu, tingkah laku anak dalam masyarakat, kegemaran dan kebiasaan.
e.       Keadaan alam sekitar, hal ini juga berpengaruh penting sekali bagi perkembangan anak serta memilki banyak perbedaan, misalnya orang di daerah panti dengan daerah hutan, daerah kota dengan desa, dll. Maka dari itu lingkungan sangat besar artinya bagi setiap pertumbuhan fisik.
Antara hereditas dengan lingkungan terjadi hubungan atau interaksi. Setiap faktor hereditas bekerja dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda. selain dengan interaksi, hubungan antara hereditas dengan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution. Menurut pandangan ini, hereditas dan lingkunga sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan bahkan juga tingkah laku individu secara bersam-sama. pertumbuhan dan perkembangan memerlukan kondisi kesehatan jasmani dan rohani anak.
















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Demikian penjelasan singkat tentang faktor kuturunan dengan faktor lingkungan pada perkembangan anak, keduanya mempunyai perbedaan. Pada faktor kuturunan lebih mengacu pada warisan atau turunan dari orang tua, sedangkan faktor lingkungan mengacu pada dimana orang tersebut tinggal dan pihak-pihak yang terdapat dalam tempat tinggal, baik keluarga, teman, guru dan sebagainya. Setiap gejala perkembangan anak merupakan produk dari kerja sama dan pengaruh timbal balik antara faktor kuturunan dengan faktor-faktor lingkungan.
Jadi, antara faktor kuturunan dengan faktor lingkungan itu tidak ada yang menang atau kalah, karena memang pada dasarnya keduanya sama-sama mempunyai pengaruh dalam perkembangan anak.


B.     Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.









DAFTAR PUSTAKA

Budiamin, Amin. Hafidz Dedi. Daim. (2006). Perkembangan Peserta Didik, Bandung: UPI Press.

Hurlock, E.B 1991. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan. Alih Bahasa Istiwidayanti. Jakarta; Erlangga.

Hurlock, E. 1993. Perkembangan Anak, Jilid 1. a.b Meitasari Tjandrasa dan Muslichah. Jakarta: Erlangga

Hurlock, Elizabeth B.1993. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Penerbit Erlangga. Jakarta



0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Website templateswww.seodesign.usFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver