BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penulisan
Manusia adalah makhluk yang paling
sempurna, satu-satunya makhluk yang dibekali akal fikiran oleh Allah SWT dan
akal itulah yang membuat manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap suatu hal
yang belum ia ketahui. Dan rasa ingin tahu inilah yang membuat manusia
terdorong untuk mengenal, memahami, menjelaskan dan berusaha untuk memecahkan
masalah yang mereka hadapi yang akhirnya munculah apa yang disebut dengan ilmu
pengetahuan. Maka dari itu disini kami akan menjelaskan tentang perkembangan
pola pikir manusia dan apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan pola pikir
manusia.
Tahap perkembangan anak di sekolah
dasar menuju masa kedewasaannya dipengaruhi oleh aspek-aspek yang unik yang
dimulai dari dalam diri anak tersebut, lingkungan yang ada di sekitar
kehidupannya, dan juga dilingkungan sekolahnya. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa lingkungan sangat berpengaruh
besar terhadap perkembangan anak disekolah dasar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana teori perkembangan berpikir
menurut piaget?
2.
Bagaimana klasifikasi perkembangan
berpikir anak tingkat SD?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui tentang teori
perkembangan berpikir menurut piaget
2.
Untuk mengetahui
tentangperkembangan berpikir anak tingkat SD
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Perkembangan Pola Pikir Anak
Cara berpikir anak berbeda dengan cara
berpikir orang dewasa. Oleh karena itu anak memahami dunia dengan cara yang
berbeda dan hidup dengan pandangan hidup yang berbeda pula. Itu pulalah alasan
mengapa setiap orang yang melayani anak, perlu memahami secara mendalam
perkembangan berpikir anak tersebut. Menurut Piaget, terdapat empat periode
perkembangan berpikir anak, yaitu sebagai berikut:
a.
Perkembangan Berpikir
Sensorimotorik (0 – 2tahun)
Piaget menyebut perkembangan berpikir
sensorimotorik sebagai periode pertama, yang berlangsung dari lahir sampai
dengan umur dua tahun. Dinamakan demikian karena anak memahami lingkungannya
dengan melalui penginderaan (sensori) dan melalui gerakan-gerakan (motorik).
Periode sensorimotorik dibagi menjadi enam fase, yaitu:
1. Fase pertama umur 1 bulan
2. Fase kedua umur 1-4 bulan
3. Fase ketiga umur 4-8 bulan
4. Fase keempat umur 8-12 bulan
5. Fase kelima umur 12-18 bulan
6. Fase keenam umur 18-24 bulan
b.
Perkembangan Berpikir
Preoperasional (2- 6 tahun)
Penggunaan istilah operasi disini
dimaksudkan sebagai gambaran bahwa anak telah mempergunakan aktivitas mental
dalam berpikir. Misalnya anak telah dapat mengkombinasikan dan
mentransformasikan berbagai informasi. Ciri khas perkembangan berpikir anak
pada periode preoperasional adalah cara berpikir mereka yang egosentris.
Tingkah laku anak yang sedang dalam berpikir egosentris dapat dilihat dari
tingkah laku berikut ini, yaitu:
1.
Berpikir imaginatif
2.
Berbahasa egosentris
3.
Memiliki “aku” yang tinggi
4.
Menampakkan dorongan ingin tahu
yang tinggi
5.
Perkembangan bahasa yang pesat
c. PerkembanganBerpikirKonkret
(7 – 12 tahun)
PeriodeiniterjadipadasaatanakdalamusiaSekolahDasar.
Dikatakankonkretkarenaanakhanyamampuberpikirdenganlogikajikauntukmemecahkanpersoalan-persoalan
yang sifatnyakonkretataunyatasaja, yaitudengancaramengamatiataumelakukansesuatu
yang berkaitandenganpemecahanpersoalan-persoalantertentu.
d. PerkembanganBerpikir
Formal
Kemampuanberpikir
formal ditandaidengankemampuan-kemampuanberikutini:
1. Kemampuanberpikirabstrak,
yaitukemampuanmenghubungkanberbagaikonseptandadisertaiperistiwaataubenda-bendakonkret.
2. Kemampuanberpikirlogisdenganobjek-objek
yang abstrak. Kemampuaninipentingdalamberpikirilmiah.
3. Kemampuanuntukmengintropeksidirisendiri,
sehinggakesadarandirisendirtercapai.
4. Kemampuanuntukmenbayangkanperanan-peranan
yang diperankansebagai orang dewasa.
5. Kemampuanuntukmenyadaridanmemperhatikankepentinganmasyarakatlingkungannya
da seseorangdalammasyarakattersebut.
2.
Kemampuan Berpikir Anak Tingkat
Sekolah Dasar.
Ada berbagai kemampuan yang dimiliki anak
dengan dicapainya kemampuan berpikir konkret, yang perlu diperhatikanoleh para
pendidik di sekolahdasaryaitusebagaiberikut:
a. Kemampuanberpikirdenganmenggunakansimbol-simbolsepertiangka,
huruf, maupunsimbol-simboloperasidalammatematika.
b. Kemampuanberpikirtetap
(konservasi) diperolehsecaraberangsur-angsurdenganmasuknyaanakkeperiodeberpikirkonkret.
c. Kemampuanmemahamibahwaobjekdapatdikelompokkanmenjadikriteriatertentu.
d. Kemampuanmemahamikonsepidentitasdapatdikuasaikarenatelahdimilikinyakemampuanberpikirtetap.
e. Anakpadaperiodekonkretakanmemahamikonsepkompensasiatausuatuperubahan
yang bersifattimbalbalik.
3. Faktor-faktorPerkembangBerpikirAnak
Tingkat SekolahDasar.
a.
FaktorHeriditas
Anaksemenjakdarikandungantelahmemilikisifat-sifat
yang menentukandayakerjaintelektualnya.
Secarapotensialanaktelahmembawakemungkinankemampuanberpikir normal,
diatasataudibawah normal. Namunkeadaanpotensialtidakakanterealisasisecara
optimal apabilalingkungankurangmemberikesempatandankurangmemberirangsangan yang
sesuai.
b.
FaktorLingkungan
1.
Keluarga
Keluargasangatmempengaruhiperkembanganberpikirdikarenakan
di keluargalahseoranganakmendapatpendidikanuntukpertamakalinya.
2.
Sekolah
Sekolahmerupakanwahanauntukmengembangkandayacipta,
karsadankaryaanak. Dengansekolah, anakbisaberkembangsecaralebihmaksimal.
3.
Masyarakat
Masyarakatmerupakantempatuntukmenerapkannilaidannorma
yang telahdiperkenalkanpadaanak.
4. Usaha
UntukMengembangkanKemampuanBerpikir
a. Berusahamemecahkansendirisetiapmasalah
yang dihadapi
b. Aktifmengikutikegiatan-kegiatanpositif
di lingkungan
c. Ikutberpartisipasiaktifdalamkegiatankemasyarakatan
d. Bersikapmandiri,
dewasa,dankreatif
e. Mau
membukahatiuntukmenghadapihal-hal yang baru
f. Mau
berusahamenjadipribadi yang lebihbaik
g. Takmudahputusasa
h. Bersikappositif
B. Klasifikasi perkembangan
berpikir anak tingkat SD
Tahapan
perkembangan berpikir, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki
tiga ciri, yaitu:
1. Konkrit
Konkrit
mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang
dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik
penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan
lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan
bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya,
keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan
kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
2. Integratif
Pada
tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu
keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu,
hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke
bagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada
tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai
dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar
materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi .
Perkembangan anak
adalah individu yang sedang mengalami prosespertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatanperkembangan karena itulah maka
usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaituusia yang sangat berharga
dibanding usia-usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fasekehidupan yang
unik. Secara lebih rinci akan diuraikan karakteristik anak usia dini sebagai
berikut:
a.
Usia 0 – 1 tahun
Pada masa bayi
perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa, paling cepat disbanding usia
selanjutnya. Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar dipelajari anak pada usia
ini.Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan antara lain :
1.
Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari berguling,
merangkak, duduk,berdiri dan berjalan.
2.
Mempelajari ketrampilan menggunakan panca indera, seperti
melihat ataumengamati, meraba, mendengar, mencium dan mengecap dengan
memasukkan setiapbenda ke mulutnya.
3.
Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah
siap melaksanakankontrak sosial dengan lingkungannya. Komunikasi responsif dari
orang dewasa akanmendorong dan memperluas respon verbal dan non verbal
bayi.Berbagai kemampuan dan keterampilan dasar tersebut merupakan modal penting
bagi anakuntuk menjalani proses perkembangan selanjutnya.
b.
Usia 2 – 3 tahun
Anak pada usia ini
memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya.Secara fisik
anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik khususyang
dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara lain :
1.
Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di
sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar
yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda-benda apa
saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi
belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi dibanding sepanjang
usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.
2.
Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan
berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. Anak
terus belajar dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar
mengungkapkan isi hati dan pikiran.
3.
Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi
anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi bukan
ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada lingkungan.
Disamping Piaget dan
Berk, Hardiono D. Pusponegoro mengungkapkan karakteristikdari perkembangan
kognitif anak usia 1 sampai 2 tahun sebagai berikut :
a.
Anak Usia 1 Tahun
1.
Ingin tahunya besar (curious).
2.
Fokus pada sesuatu yang diinginkan.
3.
Menirukan suara binatang.
4.
Menyebutkan nama – nama orang yang dikenalnya.
5.
Menggabungkan dua kata menjadi satu kalimat sederhana.
6.
Menggunakan kata benda aku dan milikku.
7.
Dapat menyebutkan bagian-bagian gambar yang dikenal-nya.
8.
Menggunakan objek tertentu untuk menunjukan maksudnya.
9.
Mulai memasukkan orang (kedua) lain dalam bermain peran.
10.
Dapat memegang pensill dan mencorat-coret.
11.
Sangat aktif.
12. Dikarenakan imajinasi
yang terus berkembang, sulit membedakan mana yang asli dan yang khayalan.
b.
Anak Usia 2 Tahun
1.
Mengikuti perintah yang sederhana.
2.
Menggunakan 2 atau 3 kata kombinasi.
3.
Mengekspresikan perasaan dan harapannya.
4.
Menggunakan benda untuk menunjukan benda lainnya.
5.
Jangka waktu konsentrasi masih terbatas.
6.
Dapat mengingat sajak pendek.
7.
Mampu menyanyikan lagu yang sederhana.
8.
Mulai memikirkan berbuat sesuatu sebelum bertindak.
9.
Mempunyai masalah dalam menentukan pilihan, tetapi berani
membuat pilihan.
c.
Usia 4-6 tahun
Anak usia 4 – 6 tahun
memiliki karakteristik antara lain :
1.
Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif
melakukan berbagaikegiatan. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot
kecil maupun besar.
2.
Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu
memahamipembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam
batas-batastertentu.
3.
Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan
dengan rasaingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hl itu
terlihat dariseringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat.
4.
Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan
permainan sosial.Walaupun aktifitas bermain dilakukan anak secara bersama.
d.
Usia 7-8 tahun
Karakteristik
perkembangan anak usia 7 – 8 tahun antara lain :
1.
Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang
cepat. Dari segikemampuan, secara kognitif anak sudah mampu berpikir bagian per
bagian. Artinyaanak sudah mampu berpikir analisis dan sintesis, deduktif dan
induktif.
2.
Perkembangan sosial anak mulai ingin melepaskan diri dari
otoritasorangtuanya. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk selalu
bermaindi luar rumah bergaul dengan teman sebaya.
3.
Anak mulai menyukai permainan sosial. Bentuk permainan yang
melibatkanbanyak orang dengan saling berinteraksi.Perkembangan emosi anak sudah
mulai berbentuk dan tampak sebagai bagiandari kepribadian anak. Walaupun pada
usia ini masih pada taraf pembentukan, namunpengalaman anak sebenarnya telah
menampakkan hasil.
Berikut ini pola
perkembangan pada anak usia dini :
4.
Perkembangan Fisik/motorik
Perkembangan fisik
mengikuti hukum perkembangan yang disebut “cephalocaudal”
dan“proximodistal”. Hukum
cephalocaudal menyatakan bahwa perkembangan dimulai darikepala kemudian
menyebar ke seluruh tubuh sampai ke kaki. Sedangkan hokum proximodistal menyatakan
bahwa perkembangan bergerak dari pusat sumbu ke ujung-ujungnya atau dari bagian
yang dekat sumbu pusat tubuh ke bagian yang lebih jauh.Gerakan anak usia dini
lebih terkendali dan terorganisasi dengan pola-pola sepertimenegakkan tubuh
dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai dengan santai, serta
mampumelangkah dengan menggerakkan tungkai dan kaki.
5.
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif
adalah kapasitas intelektual yang dimiliki oleh seorang anak danbagaimana
kapasitas tersebut berkembang sampai mereka dewasa kelak.Para ahli psikologi
sepakat bahwa perkembangan kognitif seorang anak paling tidakdipengaruhi oleh 3
faktor.
a.
Faktor hereditas
b.
Faktor kematangan individu
c.
Faktor belajar.
Piaget menambahkan
satu faktor lagi disamping ketiga faktor tersebut yaitu faktor social transmission. Social transmission
adalah sebuah proses dimana anak akanbelajar melaluiproses interaksi dengan
orang lain.Menurut Piaget, setiap anak dilahirkan dengan kemampuan untuk
mengorganisasikan skema. Skema pada dasarnya adalah kepingan-kepingan informasi
yang dimiliki oleh anak. Dalam menyusun skema ini, seorang anak akan melakukan
proses asimilasi danakomodasi. Piaget juga membagi perkembangan kognitif anak
kedalam 4 tahap. Tahapan dalam perkembangan kognitif anak berikut
karakteristiknya disajikan dalam table berikut ini;
a.
Sensorimotor (0-2 tahun)
Menggunakan gerak reflex, Informasi bersandarkan pada panca
indra
b.
Pra-operasional (2-7 tahun)
Mulai menggunakan bahasa, Berfikir secara operasioanal, Egosentris,
Belum memahami hukum konservasi
c.
Konkret Operasional (7-11 tahun)
Mengerti hukum konservasi, Mengerti konsep reversibility
d.
Formal Operasional (11 ke atas)
Memiliki kemampuan berfikir abstrak, Memahami cara berfikir
ilmiah, Mulai berfikir tentang identitas diri, Mulai tertarik dengan isu-isu
social
6.
Perkembangan Bahasa
Melalui bahasa
individu belajar untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bahasa jugamembantu
anak untuk mengungkapkan perasaan,pikiran, dan keinginannya kepada oranglain.
Bahasa tidak lain merupakan sintesis dari kemampuan berfikir yang kompleks
danabstrak.Perkembangan bahasa meliputi dua-duanya, komunikasi lisan dan
tertulis. Kemampuan-kemampuan verbal berkembang amat dini, dan menjelang usia 3
tahun, peserta didik sudah menjadi pengoceh yang terampil.
Pada akhir masa anak
usia dini, mereka dapatmenggunakan dan memahami sejumlah besar kalimat, dapat
terlibat dalam pembicaraan yangberkelanjutan, dan mengetahui tentang bahasa
tulisan. Meskipun terdapatperbedaan individual dalam kecepatan peserta didik memperoleh
kemampuan berbahasa,urutan perolehan itu serupa untuk seluruh peserta
didik.Para ahli linguistik sepakat ada 4 komponen yang membangun bahasa.
a.
Fonologi, mengacu kepada struktur bahasa yang mengatur bunyi
huruf pada sebuah bahasa.
b.
Semantik, merupakanstruktur bahasa yang mengatur kosa kata
atau perbendaharaan kata dari suatu bahasa.
c.
Grammar, merupakan struktur bahasa yangmenjelaskan tentang
tata bahasa dan bagai-mana menggunakannya dalam konteks kalimat.
d.
Pragmatis, merupakan komponen bahasa yangmengatur bagaimana
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain.Kemampuan seorang anak
untuk mengekspresikan keinginan,perasaan, dan pikirannya lewatbahasa pada
dasarnya menunjukkan kemampuan anak untuk menggunakan komponensemantik.
7.
Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan
psikomotorik anak merupakan perkembangan yang paling seringdiidentifikasi oleh
orangtua. Meskipun demikian, kebanyakan orang tua memahamiperkembangan
psikomotorik hanya terbatas kepada kemampuan motorik kasar semata.Padahal kemampuan
psikomotorik anak tidak hanya ditentukan oleh kemampuan motorikkasar saja,
tetapi juga kemampuan motorik halus anak. Kemampuan motorik kasar
biasanyaditentukan oleh gerak otot dan fisik. Sementara kemampuan motorik halus
lebih merupakangerak koordinasi yang dilakukan oleh seorang anak
Perkembangan emosi
anak behubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Padatahap ini emosi
anak usia pra sekolah lebih rinci. Anak cenderung mengekspresikan emosidengan
bebas dan terbuka.Beberapa jenis emosi yang berkembang pada anak usia dini:
a.
Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang di
anggapmembahayakan
b.
Cemas, perasaan takut yang bersifat khayalan tanpa ada
objek.
c.
Marah, yaitu perasaan tidak senang baik terhadap orang lain,
diri sendiri,maupun objek tertentu.
d.
Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain
yang dipandangtelah merebut kasih sayang orang yang disayanginya.
e.
Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang
positif, nyamankarena terpengaruhi keinginannya.
f.
Kasih sayang, yaitu perasaan senang memberikan perhatian dan
perlindungankepada orang lain.
g.
Phobia, yaitu rasa takut terhadap objek yang tidak perlu
ditakutunya.
h.
Ingin tahu, yaitu perasaan ingin mengenal tentang objek yang
adadisekitarnya.
8.
Perkembangan sosial
Perkembangan sosial
adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri denganaturan
masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan
hasilbelajar, bukan hanya hasil dari kematangan. Perkembangan sosial anak
diperoleh anakmelalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon
terhadap dirinya
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkanpenjabaran
yang telahdijelaskan di atas, dapatdisimpulkanbahwaadabeberapatahapan yang
mempengaruhiperkembanganpolapikiranaktingkatsekolahdasaryaituPerkembanganBerpikirSensorimotorik
(0 – 2 tahun), PerkembanganBerpikirPraoperasional (2- 6 tahun),
PerkembanganBerpikirKonkret (7 – 12 tahun), danPerkembanganBerpikir Formal.
Perkembanganberpikirjugadapatdipengaruhiolehfaktorheriditasatauketurunandanjugafaktorlingkungansepertisekolah,
keluargadanmasyarakat. Setiapanakmemilikitingkatperkembanganpikir yang
berbeda-bedatergantungduafaktortersebut.
OlehkarenaitumanusiaberbedadenganmakhlukTuhanlainnya,
karenamanusiasatu-satunyamakhluk yang diberikanakalpikiranoleh Allah SWT,
dengan kata lain polapikirmanusiaakanterusberkembangsetiapzaman.
B.
Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari
sempurna. Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta
cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini.
Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Fatimah, E. 2010. Pikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik). Bandung: CV
Pustaka Setia.
Papalia, Dian.,dkk. 200. Human Development (Psikologi Perkembangan) Edisi Kesembilan.
Jakarta: Kencana.
LPTK (Lembaga
Pendidikan Tenaga Pendidikan) dan ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia).
2003. Jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 10
nomor 3. Madiun: IKIP: PGRI
Holil, A. 2008. Teori Perkembangan Kognitif Piaget.
0 komentar:
Posting Komentar