PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penulisan
Peserta
didik tidak pernah lepas dari belajar, baik di sekolah lingkungan keluarga,
maupun lingkungan masyarakat. Kemampuan kognitif sangat diperlukan peserta
didik dalam pendidikan. Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dalam perkembangan peserta didik. Kita ketahui bahwa peserta
didik merupakan objek yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran,
sehingga perkembangan kognitif sangat menentukan keberhasilan peserta didik
dalam sekolah.
Dalam
perkembangan kognitif di sekolah, guru sebagai tenaga kependidikan yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan interaksi edukatif dan pengembangan
kognitif peserta didik, perlu memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang
perkembangan kognitif pada anak didiknya. Orang tua juga tidak kalah penting
dalam kognitif anak karena perkembangan dan pertumbuhan anak dimulai di
lingkungan keluarga. Namun, sebagian pendidik dan orang tua belum terlalu
memahami tentang perkembangan kognitif anak, karakteristik perkembangan
kognitif, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah perkembangan kognitif
anak.
Oleh
karena itu, mengingat pentingnya perkembangan kognitif bagi peserta didik,
diperlukan penjelasan perkembangan kognitif lebih detail baik pengertian maupun
tahap-tahap karakteristik perkembangan kognitif peserta didik.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkembangan kognitif
?
2. Bagaimana proses perkembangan
kognitif peserta didik ?
3. Apa saja karakteristik perkembangan
kognitif peserta didik dan tahap-tahapnya?
4. Masalah apa yang berkaitan dengan
perkembangan kognitif peserta didik dan bagaimana solusinya ?
C.
Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian perkembangan
kognitif peserta didik.
2. Mengetahui proses perkembangan
kognitif peserta didik.
3. Mengetahui karakteristik
perkembangan kognitif peserta didik dan tahap-tahapnya.
4. Mengetahui masalah seputar
karakteristik perkembangan kognitif peserta didik dan solusinya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Anak
1. Masa kanak-kanak awal
a. Pengertian perkembangan masa
kanak-kanak awal
Jean Piaget menanamkan masa kanak-kanak awal. Dari sekitar
usia 2 sampai 7 tahun, sebagai tahap praoperasional, karena anak-anak belum
siap untuk terlibat dalam operasi atau manipulasi mental yang mensyaratkan
pemikiran logis. Karakteristik perkembangan dalam tahap kedua adalah perluasan
penggunaan pemikiran simbolis, atau kemampuan representional, yang pertama kali
muncul pada akhir tahap sensorimotor.
Menurut Montessori ( Hurlock, 1978) anak usia 3-6 tahun
adalah anak yang sedang berada dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu
suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga
tidak terhambat perkembangannya. Anak taman kanak-kanak adalah anak yang sedang
berada dalam rentang usia 4-6 tahun, yang merupakan sosok individu yang sedang
berada dalam proses perkembangan. Proses pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun
secara formal dapat ditempuh di taman kanak-kanak.
b. Kemampuan yang mampu dikuasai anak
Pada tahap ini kemampuan anak berada pada tahap praoperasional.
Dikatakan praoperasional karena pada tahap ini anak belum memahami. Fase
praoperasional dapat dibagi ke dalam tiga subfase, yaitu subfase fungsi
simbolis, subfase berpikir secara egosentris dan subfase berpikir secara
intuitif. Fase ini rnemberikan adil yang besar bagi perkembangan kognitif anak.
Pada fase praoperasional, anak tidak berpikir secara operasional yaitu suatu
proses berpikir yang dilakukan dengan jalan menginternalisasi suatu aktivitas
yang memungkinkan anak mengaitkannya dengan kegiatan yang telah dilakukannya
sebelumnya. Fase ini merupakan fase permulaan bagi anak untuk membangun
kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara berpikir anak pada
fase ini belum stabil dan tidak terorganisasi secara baik. Fase praoperasional
mencakup tiga aspek, yang memiliki kemampuan yaitu:
1. Berpikir Simbolik
Berpikir simbolik yaitu kemampuan untuk berpikir tentang
objek dan peristiwa walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara
fisik (nyata) di hadapan anak. Subfase fungsi simbolis terjadi pada usia 2 - 4
tahun. Pada masa ini, anak telah memiliki kemampuan untuk menggarnbarkan suatu
objek yang secara fisik tidak hadir. Contoh kemampuan ini membuat anak dapat
rnenggunakan balok-balok kecil untuk membangun rumah-rumahan, menyusun puzzle,
dan kegiatan lainnya.
Pada masa ini, anak sudah dapat menggambar manusia secara
sederhana. Pada fase praoperasional, anak mulai menyadari bahwa pemahamannya
tentang benda-benda di sekitarnya tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan
sensorimotor, akan tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan yang bersifat
simbolis. Anak tidak harus berada dalam kondisi kontak sensorimotorik dengan
objek, orang, atau peristiwa untuk memikirkan hal tersebut. Anak dapat
membanyangkan objek atau orang tersebut memiliki sifat yang berbeda dengan yang
sebenarnya.
2. Berpikir Egosentris
Aspek berpikir secara egosentris, yaitu cara berpikir
tentang benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut
pandang sendiri. Oleh sebab itu, anak belum dapat meletakkan cara pandangnya di
sudut pandang orang lain. Menurut Piaget, pemikiran itu khas bersifat
egosentris, anak pada tahap ini sulit membayangkan bagaimana segala sesuatunya
tampak dari perspektif orang lain. Subfase berpikir secara egosentris terjadi
pada usia 2-4 tahun. Berpikir secara egosentris ditandai oleh ketidakmampuan
anak untuk memahami perspektif atau cara berpikir orang lain. Anak berasumsi
bahwa orang lain berpikir, menerima dan merasa sebagaimana yang mereka lakukan.
3. Berpikir lntuitif
Fase
berpikir secara intuitif, yaitu kemarnpuan untuk menciptakan sesuatu, seperti
menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahui dengan pasti
alasan untuk melakukannya. Subfase berpikir secata intuitif tenadi pada usia 4
- 7 tahun. Masa ini disebut subfase berpikir secara intuitif karena pada saat ini anak kelihatannya mengerti
dan mengetahui sesuatu.
Pada
semua usia mengenal, dapat dilakukan lebih baik dari mengingat, akan tetapi
kedua kemampuan tersebut meningkat pada masa anak-anak awal.
2. Masa Kanak-kanak Akhir
Menurut
teori Piaget, pemikiran anak – anak usia
sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang
difokuskan pada objek – objek peristiwa
nyata atau konkrit. Masa ini berlangsung pada masa kanak-kanak akhir. Dalam
upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan
informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan
untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam
keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur –
angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif
dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah
yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat,
sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar.Dalam masa ini, anak
telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi –operasi, yaitu
:
a.
Negosiasi, yaitu pada masa konkrit operasional, anak
memahami hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau
keadaan yang lain.
b.
Hubungan Timbal Balik, yaitu anak telah mengetahui hubungan
sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c.
Identitas, yaitu anak
sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.
Operasi
yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan
tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak
telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk
melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
B.
Perkembangan Kognitif
1. pengertian perkembangan kognitif
Serupa
dengan aspek-aspek perkembangan yang lainnya, kemampuan kognitif anak juga
mengalami perkembangan tahap demi tahap. Secara sederhana, kemampuan kognitif
dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta
kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan berkembangnya
kemampuan kognitif ini akan memudahkan peserta didik menguasai pengetahuan umum
yang lebih luas, sehingga anak mampu melanjutkan fungsinya dengan wajar dalam
interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan.
Sehingga
dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan
peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua proses psikologis
yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan
lingkungannya, sesuai buku karangan.
Teori
perkembangan kognitif, menurut Pieget Perkembangan kognitif seorang anak
terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi perkembangan
pengetahuan anak. Seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung
dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan
akan didapat secara bertahap dengan cara belajar secara aktif dilingkungan
sekolah.
Pengertian
diatas dapat disimpulkan dan dapat dipahami bahwa kognitif atau pemikiran
adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua
aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan
pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan,
memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis
yang berkaitan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati,
membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
2. Proses Perkembangan Kognitif
Dalam
pembahasan proses perkembangan kognitif, ada dua alternative proses
perkembangan kognitif yaitu pada teori dan tahap-tahap perkembangan yang
dikemukakan oleh Piaget dan proses perkembangan kognitif oleh para pakar
psikologi pemprosesan informasi.
a. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Piaget
meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang dari bayi sampai dia dewasa. Menurut
teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru di
lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan
kognitif, yaitu :
1. Tahap Sensori-Motorik (usia 0-2
tahun)
Tahap
ini seperti Bayi bergerak dari tindakan reflex instinktif pada saat lahir
sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang
dunia melalui pengkoordinasian pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan
fisik.
2. Tahap Pra-Operasional (usia 2-7
tahun)
Pada tahap ini anak mulai
merepresentasikan dunia dengan kata-kata dari berbagai gambar. Kata dan
gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan
melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik.
3. Tahap Konkret-Operasional (usia 7-11
tahun)
Ditahap
ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret
dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Tetapi
dalam tahapan konkret-operasional masih mempunyai kekurangan yaitu, anak mampu
untuk melakukan aktivitas logis tertentu tetapi hanya dalam situasi yang
konkrit. Dengan kata lain, bila anak dihadapkan dengan suatu masalah secara
verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang konkrit, maka ia belum mampu untuk
menyelesaikan masalah ini dengan baik.
4. Tahap Operasional Formal (usia 11
tahun-dewasa)
Ditahap
ini remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan lebih
idealistik.
C.
Perkembangan Bahasa
1. Konsep bahasa pada anak usia SD
a. Konsep Bahasa
Bahasa
merupakan alat komunikasi antar manusia berupa lambang bunyi suara yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia atau yang terwujud dalam sistem yang dipahami
orang untuk melahirkan pikiran dan perasaan sehingga orang lain yang menerima
akan mengerti,baik penyampaiannya lewat tulisan,bicara,isyarat,mimik muka,pantomim,serta
menggunakan gerakan-gerakan yang berarti(Gorys Gerav,1980).
Jika
ditelusuri dari cirinya bahasa dapat didefinisikan dengan 2 cara yang pertama
bahasa bercirikan sebagai serangkaian guna.dalam hal ini bunyi dipergunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi,meskipun sebenarnya juga dapat mempergunakan
alat lain akan tetapi pada umumnya manusia menggunakan bunyi sebagai alat
komunikasi yang paling utama.Komunikasi dengan mempergunakan bunyi ini
dikatakan juga sebagai komunikasi verbal,dan manusia yang bermasyarakat dengan
alat komunikasi bunyi,disebut juga sebagai masyarakat verbal.
Yang
kedua,bahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi membentuk suatu arti,yang
dikenal sebagai kata yang melambangkan suatu objek tertentu.Dengan bahasa
manusia dapat berfikir secara teratur dan dapat mengkomunikasikan apa yang
sedang di pikirkannya kepada orang lain.
2. Klasifikasi dan Fungsi Basaha pada
Anak Usia SD
a.
klasifikasi Bahasa Anak Usia SD
Bahasa
memiliki cangkupan yang luas , karena itu sebagaimana di kemukakan lerner
(1998) bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegrasi,mencangkup
bahasa ujaran, membaca dan menulis.ketika pertama kali anak mengenal keadaan
sekitarnya tentang kejadian kehidupannya maupun tentang tanda-tanda,benda-benda
yang dapat mendukung terjadinya peristiwa,maka saat itu pemahaman akan
kesadaran anak tentang apa yang di kenalnya belum tumbuh.secara umum
klasifikasi bahasa pada anak usia SD dapat di bedakan menjadi bahsa
lisan,bahasa tulis dan bahasa isyarat.
1. Bahasa Lisan
Bahasa
lisan menunjukkan hubungan rohani langsung,karena setiap orang yang bicara
langsung langsung berhadapan satu sama lain.misalnya: jika bayi merasa
lapar,kedinginan,sakit dan lain-lain.sebelum anak mengucapkan
kata-kata,tangisan adalah alat untuk mengkomuniksikan keinginannya pada
orang-orang yang ada di sekitarnya.
2. Bahasa Tulis
Bahasa
tulis menunjukkan hubungan rohani yang tidak langsung,karena mempergunakan
sarana yaitu huruf-huruf.proses terjadinya hubungan dalam bahasa tulisan adalah
sebagai berikut:pikiran penulis kalimat dan kata.Media yang dapat membuat
manusia mengungkapkan rahasia kondisimasa lalu adalah tulisan.
3. Bahasa Isyarat
Komunikasi
melalui isyarat sering digunakan individu dalm kehidupan sehari-hari.Dalam
bentuk umum isyarat di gunakan jika hal tersebut dapat di terima dan di pahami
oleh siapa saja.Misalnya : lampu trafik yang di pasang pada persimpangan jalan
dengan maksud untuk melancarkan arus lalu lintas dan mencegah terjadinya
kecelakaan.
Pada
anak yang yang menyandang ketunarunguan yaitu anak yang di dalam
perkembangannya mempunyai gangguan dalam aspek pendengaran dan
bicaranya,isyarat merupakan sebuah alternative yang baik untuk mengatasi
kesulitannya dalam berkomunikasi.
b.
klasifikasi Bahasa Anak Usia SD
Bahasa
memiliki cangkupan yang luas , karena itu sebagaimana di kemukakan lerner
(1998) bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegrasi,mencangkup
bahasa ujaran,membaca,dan menulis.ketika pertama kali anak mengenal keadaan
sekitarnya tentang kejadian kehidupannya maupun tentang tanda-tanda,benda-benda
yang dapat mendukung terjadinya peristiwa,maka saat itu pemahaman akan
kesadaran anak tentang apa yang di kenalnya belum tumbuh.secara umum
klasifikasi bahasa pada anak usia SD dapat di bedakan menjadi bahsa
lisan,bahasa tulis dan bahasa isyarat.
c. Fungsi bahasa anak usia SD
untuk
menunjukkan hakikatnya purposif dari komunikasi,halliday mempergunakan istilah
fungsi bahasa
a. Fungsi instrumental
bertindak
untuk menggerakkan serta memanifulasi lingkungan
b. Fungsi representasional
Adalah
penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan – pernyataan, menyampaikan
fakta-fakta dan pengetahuan.
c. Fungsi regulasi
Mengatur
dari bahasa merupakan pengawasan terhadap peristiwa peristiwa.
d. Fungsi interaksional
Bahasa
bertindak untuk menjamin phatic
communicatin yang mengacu pada kontak komunikatif antara sesame manusia.
e. Fungsi personal
Membolehkan
seorang pembicara menyatakan perasaan, emosi, kepribadiaan, reaksi-reaksi yang
terkandung dalam hati nuraninya.
f. Fungsi heuristik
Melibatkan
bahasa yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan, dan mempelajari
lingkungan.
g. Fungsi imajinatif
Bertindak
untuk menciptakan system-sistem atau gagasan-gagasan imajiner. Mengisahkan
cerita-cerita dongeng, membuat lelucon-lelucon, atau menulis novel.
3. Prinsip-prinsip Perkembangan Bahasa
pada Anak Usia SD
Perkembangan
bahasa di pengaruhi oleh lingkungan,karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil
belajar dari lingkungan .Meniru dan mengulang hasil yang telah di dapatkan
merupakan cara belajar bahasa awal.Anak
usia SD memiliki bahasa yang telah berkembang .ia telah banyak belajar
dari orang dan terkondisikan oleh lingkungan.Masyarakat terdidik yang pada
umumnya memiliki status sosial lebih baik,cenderung menggunakan istilah-istilah
lebih selektif dan lebih baik,ini terjadi karena pada prinsipnya bahasa di
peroleh dari perkembangan pada lingkungan tempat anak tinggal.
4. Bahasa dan perkembangan kognitif
Semua
kejadian yang di alami manusia serlalu terkait dengan bahasa. Bahasa di gunakan
sebagai media komunikasiPerkembangan bahasa terkait dengan perkembangan
kognitif.Artinya semakin tinggi kemampuan kognitif anak,perolehan bahasa pada
anak cenderung semakin mudah dan banyak.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan bahasa Anak usia SD
a. Umur Anak
Dengan bertambahnya umur anak akan
semakin matang,bertambah pengalaman,dan meningkatkan kebutuhan.
b. Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan
berkembang memberikan andil yang cukup besar dalam bahasanya. Perkembangan
bahasa di daerah pantai, pegunungan, dan daerah-daerah terpencil menunjukkan
perbedaan.
c. Kecerdasan Anak
Untuk meniru lingkungan tentang
bunyi atau suara, gerakan, dan mengenai tanda-tanda, memerlukan kemampuan
motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkorelasi positif dengan
kemampuan intelektual atau tingkat berpikir.
d. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga yang berstatus sosial,
ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa
anak-anak. Pendidikan keluarga berpengaruh pula terhadap perkembangan bahasa.
e. Kondisi Fisik
Kondisi fisik yang di maksud adalah
kondisi kesehatan anak, orang yang cacat akan terganggu kemampuannya untuk
berkomunikasi.
f. Perbedaan individual
perkembangan bahasa pada anak usia SD
Ketika dilahirkan ke dunia anak
telah memiliki kapasitas berbahasa, akan tetapi seperti dalam bidang yang
lain,faktor-faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol.
Mereka belajar makna kata dan bahasa
sesuai dengan apa yang mereka dengar ,lihat dan mereka hayati dalam hidupnya
sehari hari.anak dengan IQ tinggi akan berkemampuan bahasa yang tinggi
6. Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia
SD
Perkembangan
bahasa adalah untuk memahami karakteristik pemkembangan bahasa pada anak,
bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang digunakan oleh manusia.
a. Perkembangan fonologi
Pada
umur 3-4 bulan anak mulai memproduksi bunyi mula-mula ia memproduksi tangisan.
Pada usia 5-6 bulan ia mulai mengoceh,ocehannya itu kadang-kadang mirip bunyi
ujaran. Anak masuk pada periode mengoceh ia membuat bunyi-bunyi yang makin
bertambah variasinya dan makin komsplek kombinasinya. Pada tahap-tahap
permulaan dalam perolehan bahasa,biasanya anak-anak memproduksi perkataan orang
dewasa yang di sederhanakan dengan cara sebagai berikut:
1. Menghilangkan konsonan akhir
(nyamuk-mu)
2. Mengurangi kelompok konsonan menjadi
segmen tunggal (kunci-ci)
3. Menghilangkan silabe yang tidak
diberi tekanan (semut-mut)
4. Duplikasi silabe yang sederhana
(nakal-kakal)
b. Perkembangan semantik
Dalam
proses perolehan bahasa, anak-anak harus belajar mengerti arti dari kata-kata
yang baru, dengan kata lain mengembangkan suatu kamus arti kata. Dalam usahanya
ini, mereka mulai dengan dua asumsi mengenai fungsi dan isi dari suatu bahasa ,
yaitu sebagai berikut:
a. Bahasa dipergunakan untuk
komunikasi.
b. Bahasa mempunyai arti dalam suatu
konteks tertentu.
7. Kemampuan komunikasi anak usia SD
Hasil
penelitian owens (1984:47) menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi anak usia SD
adalah sebagai berikut.
NO
|
USIA ANAK
|
|
1
|
6 tahun
|
a. memiliki kosa kata
yang dapat di komunikasikan
b. Mampu
menyerap20000-24000 kata
c. Mampu membuat kalimat
meskipun masih dalam bentuk kalimat pendek
d. Pada tarap tertentu sudah mampu
mengucapkan kalimat lengkap
|
2
|
8 tahun
|
a. Mampu bercakap-cakap dengan
menggunakan kosa kata yang di
milikinya
b.Mampu mengemukakan ide dan
pikirannya meskipun masih sering verbalisme.
|
3
|
10 tahun
|
a. Mampu berbicara dalam
waktu yang relative lama
b. Mampu memahami pembicaraan
|
4
|
12 tahun
|
a. Mampu menyerap 50.000
kata.
b. Mampu berbahasa seperti
oaring dewasa.
|
8. Model stimulasi perkembangan Bahasa
Peserta didik SD
a. Teori-teori yang dapat di jadikan
dasar pengembangan model stimulasi bahasa
1. Model behaviorist
Inti pandangan model ini adalah
orang tua mengajar anaknya berbicara dengan memberikan respon atau penguatan
terhadap tingkah lakunya.
2. Model linguistik
Model linguistik memandang bahwa
ketika dilahirkan, anak sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk berbahasa, anak
mempunyai berbagai macam bahasa maka semua anak di dunia ini akan mengembangkan
tipe-tipe bahasa yang sama yang berarti ada suatu cirri universal dalam segala
macam bahasa.
3. Model kognitif
Model ini adalah pandangan terbaru
mengenai perolehan bahasa pada anak-anak yakni pandangan yang disebut model
proses atau analisis strategi. Hubungan antara bahasa dan perkembangan kognitif
ditinjau dari perspektif psikolinguistik dewasa ini terjadi karena anak-anak
dapat belajar memang berkat adanya hal-hal yang innate.
b. Model stimulasi pengembangan bahasa
anak usia SD
a. Stimulasi informal
Stimulasi model merupakan
pembelajaran bahasa dalam situasi nyaman kadang-kadang sambil bermain. Misalnya
ketika masih usia balita orang tua mengajak anak berbicara pada waktu anak di
mandikan.
b. Memfokuskan diri pada maksud
pembicara
Dalam menanggapi ucapan-ucapan atau
bahasa anak orang tua lebih memfokuskan perhatiannya pada apa yang diinginkan
anak daripada memperhatikan benar tidaknya ucapannya. Bila orang tua
membetulkan ucapan anak mereka lebih banyak membetulkan isi pembicaraan
daripada bentuk ucapan si anak.
c. Berbicara kreativitas
Seorang anakbelajar bahasa selalu
menggunakan kemampuannya, mereka menciptakan kata-kata yang baru akan tetapi
pada saat yang sama mereka akan kembali ke aturan-aturan social yang sudah
baku.
d. Menghargai keberhasilan
Kemajuan anak dalam belajar bahasa
sangat cepat,biasanya mereka telah menguasai bahsa pertamanya sebelum mereka
masuk taman kanak-kanak.orang tua berhasil mengajarkan bahasa pada anak apabila
mereka menggunakan bahasa itu dalam situasi kehidupan ya ng ideal tanpa suatu
kiat khusus untuk mengajar bahasa dan menerima ketidak sempurnaan dan
menghargai keberhasilan anak serta member kesempatan pada anak untuk berkreasi
dengan kata-kata.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan kognitif pada peserta
didik merupakan suatu pembahasan yang cukup penting bagi pengajar maupun orang
tua. Perkembangan kognitif pada anak merupakan kemampuan anak untuk berpikir
lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah yang
termasuk dalam proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari
dan memikirkan lingkungannya.
Dalam memahami perkembangan
kognitif, kita harus mengetahui proses perkembangan kognitif tersebut. Selain
itu karakteristik perkembangan kognitif peserta didik juga harus dapat dipahami
semua pihak. Dengan pemahaman pada karakteristik perkembangan peserta didik,
pengajar dan orang tua dapat mengetahui sebatas apa perkembangan yang dimiliki
anak didiknya sesuai dengan usia mereka masing-masing, sehingga pengajar dan
orang tua dapat menerapkan ilmu yang sesuai dengan kemampuan kognitif
masing-masing anak didik.
Bahasa merupakan alat komunikasi
antar manusia baik secara lisan, tulisan, isyarat. Bagi anak SD, bahasa
memiliki fungsi instrumental, fugsi regulasi, fungsi represampional , fungsi
intraksional, fungsi personal, fungsi majinatif. Mengahadapi hal-hal ini guru
harus mengembangkan strategi belajar mengajar dengan mengfokuskan pada potensi
dan kemampuan anak.
B.
Saran
Penulis
menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan,
metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang
adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik
membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fatimah, E. 2010. Psikologi Perkembangan(perkembanganpeserta
didik). Bandung: CV Pustaka Setia.
Arya.
2010. Perkembangan kognitif padaanak.
Wiriana, 2008. Perkembangan kognitif
pada anak.
Budiman Nandang, 2006. Memahami perkembangan anak usia Sekolah
Dasar :jakarta .Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar