Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)
RSS

Rabu, 26 Oktober 2016

Perkembangan Kognitif Peserta Didik



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Penulisan
Peserta didik tidak pernah lepas dari belajar, baik di sekolah lingkungan keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Kemampuan kognitif sangat diperlukan peserta didik dalam pendidikan. Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan peserta didik. Kita ketahui bahwa peserta didik merupakan objek yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, sehingga perkembangan kognitif sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam sekolah.
Dalam perkembangan kognitif di sekolah, guru sebagai tenaga kependidikan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan interaksi edukatif dan pengembangan kognitif peserta didik, perlu memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang perkembangan kognitif pada anak didiknya. Orang tua juga tidak kalah penting dalam kognitif anak karena perkembangan dan pertumbuhan anak dimulai di lingkungan keluarga. Namun, sebagian pendidik dan orang tua belum terlalu memahami tentang perkembangan kognitif anak, karakteristik perkembangan kognitif, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah perkembangan kognitif anak.
Oleh karena itu, mengingat pentingnya perkembangan kognitif bagi peserta didik, diperlukan penjelasan perkembangan kognitif lebih detail baik pengertian maupun tahap-tahap karakteristik perkembangan kognitif peserta didik.







B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian perkembangan kognitif ?
2.      Bagaimana proses perkembangan kognitif peserta didik ?
3.      Apa saja karakteristik perkembangan kognitif peserta didik dan tahap-tahapnya?
4.      Masalah apa yang berkaitan dengan perkembangan kognitif peserta didik dan bagaimana solusinya ?

C.   Tujuan Masalah
1.    Mengetahui pengertian perkembangan kognitif peserta didik.
2.     Mengetahui proses perkembangan kognitif peserta didik.
3.    Mengetahui karakteristik perkembangan kognitif peserta didik dan tahap-tahapnya.
4.    Mengetahui masalah seputar karakteristik perkembangan kognitif peserta didik dan solusinya.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Anak
1.    Masa kanak-kanak awal
a.    Pengertian perkembangan masa kanak-kanak awal
Jean Piaget menanamkan masa kanak-kanak awal. Dari sekitar usia 2 sampai 7 tahun, sebagai tahap praoperasional, karena anak-anak belum siap untuk terlibat dalam operasi atau manipulasi mental yang mensyaratkan pemikiran logis. Karakteristik perkembangan dalam tahap kedua adalah perluasan penggunaan pemikiran simbolis, atau kemampuan representional, yang pertama kali muncul pada akhir tahap sensorimotor.
Menurut Montessori ( Hurlock, 1978) anak usia 3-6 tahun adalah anak yang sedang berada dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Anak taman kanak-kanak adalah anak yang sedang berada dalam rentang usia 4-6 tahun, yang merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Proses pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun secara formal dapat ditempuh di taman kanak-kanak.
b.    Kemampuan yang mampu dikuasai anak
Pada tahap ini kemampuan anak berada pada tahap praoperasional. Dikatakan praoperasional karena pada tahap ini anak belum memahami. Fase praoperasional dapat dibagi ke dalam tiga subfase, yaitu subfase fungsi simbolis, subfase berpikir secara egosentris dan subfase berpikir secara intuitif. Fase ini rnemberikan adil yang besar bagi perkembangan kognitif anak. Pada fase praoperasional, anak tidak berpikir secara operasional yaitu suatu proses berpikir yang dilakukan dengan jalan menginternalisasi suatu aktivitas yang memungkinkan anak mengaitkannya dengan kegiatan yang telah dilakukannya sebelumnya. Fase ini merupakan fase permulaan bagi anak untuk membangun kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara berpikir anak pada fase ini belum stabil dan tidak terorganisasi secara baik. Fase praoperasional mencakup tiga aspek, yang memiliki kemampuan yaitu:
1.    Berpikir Simbolik
Berpikir simbolik yaitu kemampuan untuk berpikir tentang objek dan peristiwa walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara fisik (nyata) di hadapan anak. Subfase fungsi simbolis terjadi pada usia 2 - 4 tahun. Pada masa ini, anak telah memiliki kemampuan untuk menggarnbarkan suatu objek yang secara fisik tidak hadir. Contoh kemampuan ini membuat anak dapat rnenggunakan balok-balok kecil untuk membangun rumah-rumahan, menyusun puzzle, dan kegiatan lainnya.
Pada masa ini, anak sudah dapat menggambar manusia secara sederhana. Pada fase praoperasional, anak mulai menyadari bahwa pemahamannya tentang benda-benda di sekitarnya tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan sensorimotor, akan tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan yang bersifat simbolis. Anak tidak harus berada dalam kondisi kontak sensorimotorik dengan objek, orang, atau peristiwa untuk memikirkan hal tersebut. Anak dapat membanyangkan objek atau orang tersebut memiliki sifat yang berbeda dengan yang sebenarnya.
2.    Berpikir Egosentris
Aspek berpikir secara egosentris, yaitu cara berpikir tentang benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri. Oleh sebab itu, anak belum dapat meletakkan cara pandangnya di sudut pandang orang lain. Menurut Piaget, pemikiran itu khas bersifat egosentris, anak pada tahap ini sulit membayangkan bagaimana segala sesuatunya tampak dari perspektif orang lain. Subfase berpikir secara egosentris terjadi pada usia 2-4 tahun. Berpikir secara egosentris ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk memahami perspektif atau cara berpikir orang lain. Anak berasumsi bahwa orang lain berpikir, menerima dan merasa sebagaimana yang mereka lakukan.
3.    Berpikir lntuitif
Fase berpikir secara intuitif, yaitu kemarnpuan untuk menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahui dengan pasti alasan untuk melakukannya. Subfase berpikir secata intuitif tenadi pada usia 4 - 7 tahun. Masa ini disebut subfase berpikir secara intuitif  karena pada saat ini anak kelihatannya mengerti dan mengetahui sesuatu.
Pada semua usia mengenal, dapat dilakukan lebih baik dari mengingat, akan tetapi kedua kemampuan tersebut meningkat pada masa anak-anak awal.

2.    Masa Kanak-kanak Akhir
Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak  usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek  peristiwa nyata atau konkrit. Masa ini berlangsung pada masa kanak-kanak akhir. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar.Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi –operasi, yaitu :
a.         Negosiasi, yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang lain.
b.         Hubungan Timbal Balik, yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c.          Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.

B.     Perkembangan Kognitif
1.    pengertian perkembangan kognitif
Serupa dengan aspek-aspek perkembangan yang lainnya, kemampuan kognitif anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap. Secara sederhana, kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan berkembangnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan peserta didik menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu melanjutkan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan.
Sehingga dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya, sesuai buku karangan.
Teori perkembangan kognitif, menurut Pieget Perkembangan kognitif seorang anak terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan anak. Seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar secara aktif dilingkungan sekolah.
Pengertian diatas dapat disimpulkan dan dapat dipahami bahwa kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
2.    Proses Perkembangan Kognitif
Dalam pembahasan proses perkembangan kognitif, ada dua alternative proses perkembangan kognitif yaitu pada teori dan tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Piaget dan proses perkembangan kognitif oleh para pakar psikologi pemprosesan informasi.
a.    Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang dari bayi sampai dia dewasa. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif, yaitu :
1.    Tahap Sensori-Motorik (usia 0-2 tahun)
Tahap ini seperti Bayi bergerak dari tindakan reflex instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik.
2.    Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dari berbagai gambar. Kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik.
3.    Tahap Konkret-Operasional (usia 7-11 tahun)
Ditahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Tetapi dalam tahapan konkret-operasional masih mempunyai kekurangan yaitu, anak mampu untuk melakukan aktivitas logis tertentu tetapi hanya dalam situasi yang konkrit. Dengan kata lain, bila anak dihadapkan dengan suatu masalah secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang konkrit, maka ia belum mampu untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik.
4.    Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun-dewasa)
Ditahap ini remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan lebih idealistik.

C.    Perkembangan Bahasa
1.    Konsep bahasa pada anak usia SD
a.    Konsep Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia atau yang terwujud dalam sistem yang dipahami orang untuk melahirkan pikiran dan perasaan sehingga orang lain yang menerima akan mengerti,baik penyampaiannya lewat tulisan,bicara,isyarat,mimik muka,pantomim,serta menggunakan gerakan-gerakan yang berarti(Gorys Gerav,1980).
Jika ditelusuri dari cirinya bahasa dapat didefinisikan dengan 2 cara yang pertama bahasa bercirikan sebagai serangkaian guna.dalam hal ini bunyi dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi,meskipun sebenarnya juga dapat mempergunakan alat lain akan tetapi pada umumnya manusia menggunakan bunyi sebagai alat komunikasi yang paling utama.Komunikasi dengan mempergunakan bunyi ini dikatakan juga sebagai komunikasi verbal,dan manusia yang bermasyarakat dengan alat komunikasi bunyi,disebut juga sebagai masyarakat verbal.
Yang kedua,bahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi membentuk suatu arti,yang dikenal sebagai kata yang melambangkan suatu objek tertentu.Dengan bahasa manusia dapat berfikir secara teratur dan dapat mengkomunikasikan apa yang sedang  di pikirkannya kepada orang lain.
2.    Klasifikasi dan Fungsi Basaha pada Anak Usia SD
a.    klasifikasi Bahasa Anak Usia SD
Bahasa memiliki cangkupan yang luas , karena itu sebagaimana di kemukakan lerner (1998) bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegrasi,mencangkup bahasa ujaran, membaca dan menulis.ketika pertama kali anak mengenal keadaan sekitarnya tentang kejadian kehidupannya maupun tentang tanda-tanda,benda-benda yang dapat mendukung terjadinya peristiwa,maka saat itu pemahaman akan kesadaran anak tentang apa yang di kenalnya belum tumbuh.secara umum klasifikasi bahasa pada anak usia SD dapat di bedakan menjadi bahsa lisan,bahasa tulis dan bahasa isyarat.
1.    Bahasa Lisan
Bahasa lisan menunjukkan hubungan rohani langsung,karena setiap orang yang bicara langsung langsung berhadapan satu sama lain.misalnya: jika bayi merasa lapar,kedinginan,sakit dan lain-lain.sebelum anak mengucapkan kata-kata,tangisan adalah alat untuk mengkomuniksikan keinginannya pada orang-orang yang ada di sekitarnya.
2.    Bahasa Tulis
Bahasa tulis menunjukkan hubungan rohani yang tidak langsung,karena mempergunakan sarana yaitu huruf-huruf.proses terjadinya hubungan dalam bahasa tulisan adalah sebagai berikut:pikiran penulis kalimat dan kata.Media yang dapat membuat manusia mengungkapkan rahasia kondisimasa lalu adalah tulisan.
3.    Bahasa Isyarat
Komunikasi melalui isyarat sering digunakan individu dalm kehidupan sehari-hari.Dalam bentuk umum isyarat di gunakan jika hal tersebut dapat di terima dan di pahami oleh siapa saja.Misalnya : lampu trafik yang di pasang pada persimpangan jalan dengan maksud untuk melancarkan arus lalu lintas dan mencegah terjadinya kecelakaan.
Pada anak yang yang menyandang ketunarunguan yaitu anak yang di dalam perkembangannya mempunyai gangguan dalam aspek pendengaran dan bicaranya,isyarat merupakan sebuah alternative yang baik untuk mengatasi kesulitannya dalam berkomunikasi.
b.    klasifikasi Bahasa Anak Usia SD
Bahasa memiliki cangkupan yang luas , karena itu sebagaimana di kemukakan lerner (1998) bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegrasi,mencangkup bahasa ujaran,membaca,dan menulis.ketika pertama kali anak mengenal keadaan sekitarnya tentang kejadian kehidupannya maupun tentang tanda-tanda,benda-benda yang dapat mendukung terjadinya peristiwa,maka saat itu pemahaman akan kesadaran anak tentang apa yang di kenalnya belum tumbuh.secara umum klasifikasi bahasa pada anak usia SD dapat di bedakan menjadi bahsa lisan,bahasa tulis dan bahasa isyarat.
c.    Fungsi bahasa anak usia SD
untuk menunjukkan hakikatnya purposif dari komunikasi,halliday mempergunakan istilah fungsi bahasa
a.       Fungsi instrumental
bertindak untuk menggerakkan serta memanifulasi lingkungan
b.      Fungsi representasional
Adalah penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan – pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan.


c.       Fungsi regulasi
Mengatur dari bahasa merupakan pengawasan terhadap peristiwa peristiwa.
d.      Fungsi interaksional
Bahasa bertindak untuk menjamin phatic communicatin yang mengacu pada kontak komunikatif antara sesame manusia.
e.       Fungsi personal
Membolehkan seorang pembicara menyatakan perasaan, emosi, kepribadiaan, reaksi-reaksi yang terkandung dalam hati nuraninya.
f.       Fungsi heuristik
Melibatkan bahasa yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan, dan mempelajari lingkungan.
g.      Fungsi imajinatif
Bertindak untuk menciptakan system-sistem atau gagasan-gagasan imajiner. Mengisahkan cerita-cerita dongeng, membuat lelucon-lelucon, atau menulis novel.
3.    Prinsip-prinsip Perkembangan Bahasa pada Anak Usia SD
Perkembangan bahasa di pengaruhi oleh lingkungan,karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan .Meniru dan mengulang hasil yang telah di dapatkan merupakan cara belajar bahasa awal.Anak  usia SD memiliki bahasa yang telah berkembang .ia telah banyak belajar dari orang dan terkondisikan oleh lingkungan.Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik,cenderung menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan lebih baik,ini terjadi karena pada prinsipnya bahasa di peroleh dari perkembangan pada lingkungan tempat anak tinggal.
4.    Bahasa dan perkembangan kognitif
Semua kejadian yang di alami manusia serlalu terkait dengan bahasa. Bahasa di gunakan sebagai media komunikasiPerkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif.Artinya semakin tinggi kemampuan kognitif anak,perolehan bahasa pada anak cenderung semakin mudah dan banyak.
5.    Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa Anak usia SD
a.       Umur Anak
Dengan bertambahnya umur anak akan semakin matang,bertambah pengalaman,dan meningkatkan kebutuhan.
b.      Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberikan andil yang cukup besar dalam bahasanya. Perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan, dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
c.       Kecerdasan Anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenai tanda-tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berpikir.
d.      Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga yang berstatus sosial, ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak. Pendidikan keluarga berpengaruh pula terhadap perkembangan bahasa.
e.       Kondisi Fisik
Kondisi fisik yang di maksud adalah kondisi kesehatan anak, orang yang cacat akan terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi.
f.       Perbedaan individual perkembangan  bahasa pada anak usia SD
Ketika dilahirkan ke dunia anak telah memiliki kapasitas berbahasa, akan tetapi seperti dalam bidang yang lain,faktor-faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol.
Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar ,lihat dan mereka hayati dalam hidupnya sehari hari.anak dengan IQ tinggi akan berkemampuan bahasa yang tinggi

6.    Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia SD
Perkembangan bahasa adalah untuk memahami karakteristik pemkembangan bahasa pada anak, bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang digunakan oleh manusia.
a.    Perkembangan fonologi
Pada umur 3-4 bulan anak mulai memproduksi bunyi mula-mula ia memproduksi tangisan. Pada usia 5-6 bulan ia mulai mengoceh,ocehannya itu kadang-kadang mirip bunyi ujaran. Anak masuk pada periode mengoceh ia membuat bunyi-bunyi yang makin bertambah variasinya dan makin komsplek kombinasinya. Pada tahap-tahap permulaan dalam perolehan bahasa,biasanya anak-anak memproduksi perkataan orang dewasa yang di sederhanakan dengan cara sebagai berikut:
1.      Menghilangkan konsonan akhir (nyamuk-mu)
2.      Mengurangi kelompok konsonan menjadi segmen tunggal (kunci-ci)
3.      Menghilangkan silabe yang tidak diberi tekanan (semut-mut)
4.      Duplikasi silabe yang sederhana (nakal-kakal)
b.    Perkembangan semantik
Dalam proses perolehan bahasa, anak-anak harus belajar mengerti arti dari kata-kata yang baru, dengan kata lain mengembangkan suatu kamus arti kata. Dalam usahanya ini, mereka mulai dengan dua asumsi mengenai fungsi dan isi dari suatu bahasa , yaitu sebagai berikut:
a.    Bahasa dipergunakan untuk komunikasi.
b.    Bahasa mempunyai arti dalam suatu konteks tertentu.
7.    Kemampuan komunikasi anak usia SD
Hasil penelitian owens (1984:47) menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi anak usia SD adalah sebagai berikut.
NO
USIA ANAK

1
6 tahun
a.  memiliki kosa kata yang dapat di komunikasikan
b.  Mampu menyerap20000-24000 kata
c. Mampu membuat kalimat meskipun masih dalam bentuk kalimat pendek
d. Pada tarap tertentu sudah mampu mengucapkan kalimat lengkap
2
8 tahun
a. Mampu bercakap-cakap dengan menggunakan      kosa kata yang di milikinya
b.Mampu mengemukakan ide dan pikirannya meskipun masih sering verbalisme.
3
10 tahun
a. Mampu berbicara dalam waktu yang relative lama
b. Mampu memahami pembicaraan
4
12 tahun
a. Mampu menyerap 50.000 kata.
b. Mampu berbahasa seperti oaring dewasa.

8.    Model stimulasi perkembangan Bahasa Peserta didik SD
a.       Teori-teori yang dapat di jadikan dasar pengembangan model stimulasi bahasa
1.      Model behaviorist
Inti pandangan model ini adalah orang tua mengajar anaknya berbicara dengan memberikan respon atau penguatan terhadap tingkah lakunya.
2.      Model linguistik
Model linguistik memandang bahwa ketika dilahirkan, anak sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk berbahasa, anak mempunyai berbagai macam bahasa maka semua anak di dunia ini akan mengembangkan tipe-tipe bahasa yang sama yang berarti ada suatu cirri universal dalam segala macam bahasa.

3.      Model kognitif
Model ini adalah pandangan terbaru mengenai perolehan bahasa pada anak-anak yakni pandangan yang disebut model proses atau analisis strategi. Hubungan antara bahasa dan perkembangan kognitif ditinjau dari perspektif psikolinguistik dewasa ini terjadi karena anak-anak dapat belajar memang berkat adanya hal-hal yang innate.
b.      Model stimulasi pengembangan bahasa anak usia SD
a.       Stimulasi informal
Stimulasi model merupakan pembelajaran bahasa dalam situasi nyaman kadang-kadang sambil bermain. Misalnya ketika masih usia balita orang tua mengajak anak berbicara pada waktu anak di mandikan.
b.      Memfokuskan diri pada maksud pembicara
Dalam menanggapi ucapan-ucapan atau bahasa anak orang tua lebih memfokuskan perhatiannya pada apa yang diinginkan anak daripada memperhatikan benar tidaknya ucapannya. Bila orang tua membetulkan ucapan anak mereka lebih banyak membetulkan isi pembicaraan daripada bentuk ucapan si anak.
c.       Berbicara kreativitas
Seorang anakbelajar bahasa selalu menggunakan kemampuannya, mereka menciptakan kata-kata yang baru akan tetapi pada saat yang sama mereka akan kembali ke aturan-aturan social yang sudah baku.
d.      Menghargai keberhasilan
Kemajuan anak dalam belajar bahasa sangat cepat,biasanya mereka telah menguasai bahsa pertamanya sebelum mereka masuk taman kanak-kanak.orang tua berhasil mengajarkan bahasa pada anak apabila mereka menggunakan bahasa itu dalam situasi kehidupan ya ng ideal tanpa suatu kiat khusus untuk mengajar bahasa dan menerima ketidak sempurnaan dan menghargai keberhasilan anak serta member kesempatan pada anak untuk berkreasi dengan kata-kata.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perkembangan kognitif pada peserta didik merupakan suatu pembahasan yang cukup penting bagi pengajar maupun orang tua. Perkembangan kognitif pada anak merupakan kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah yang termasuk dalam proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Dalam memahami perkembangan kognitif, kita harus mengetahui proses perkembangan kognitif tersebut. Selain itu karakteristik perkembangan kognitif peserta didik juga harus dapat dipahami semua pihak. Dengan pemahaman pada karakteristik perkembangan peserta didik, pengajar dan orang tua dapat mengetahui sebatas apa perkembangan yang dimiliki anak didiknya sesuai dengan usia mereka masing-masing, sehingga pengajar dan orang tua dapat menerapkan ilmu yang sesuai dengan kemampuan kognitif masing-masing anak didik.
Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia baik secara lisan, tulisan, isyarat. Bagi anak SD, bahasa memiliki fungsi instrumental, fugsi regulasi, fungsi represampional , fungsi intraksional, fungsi personal, fungsi majinatif. Mengahadapi hal-hal ini guru harus mengembangkan strategi belajar mengajar dengan mengfokuskan pada potensi dan kemampuan anak. 

B.     Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fatimah, E. 2010. Psikologi Perkembangan(perkembanganpeserta didik). Bandung: CV Pustaka Setia.
Arya. 2010. Perkembangan kognitif padaanak.
Wiriana, 2008. Perkembangan kognitif pada anak.
Budiman Nandang, 2006. Memahami perkembangan anak usia Sekolah Dasar :jakarta .Erlangga


0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Website templateswww.seodesign.usFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver