Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)
RSS

Kamis, 13 Oktober 2016

Perkembangan Akhir Masa Kanak-kanak



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Penulisan
Masa kanak-kanak berlangsung dari usia 6 tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan akhir masa kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial.
            Permulaan akhir masa kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak kelas 1, hal ini wajib untuk anak berusia 6 tahun. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupan anak, juga bagi anak yang telah pernah mengalami situasi persekolahan selama setahun.
            Sementara menyesuaikan diri dengan tuntunan dan harapan baru dari kelas 1, kebanyakan anak berada dalam keadaan tidak seimbang anak mengalami ganggu eomosional sehingga sulit untuk hidup bersama dan berkerjasama, masuk kelas 1 merupakan peristiwa penting bagi kehidupan setiap anak sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap nilai dan prilaku.
            tiba akhir masa kanak-kanak dapat secara cepat diketahui, tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual yaitu kreteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa remaja timbulnya tidak selalu pada usia yang sama.
            Ini disebabkan perbedaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan anak perempuan. Dengan demikian ada anak yang mengalami masa anak-anak yang lebih lama dan ada pula yang lebih singkat. Bagi rata-rata anak perempuan masa akhir kanak – kanak berlangsung antara enam sampai tiga belas tahun, suatu rentang tujuh tahun. Bagi anak laki – laki berlangsung antara enam sampai enam belas tahun, rentang delapan tahun.



B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana mengklasifikasikan tugas perkembangan akhir masa kanak – kanak
2.    Bagaimana mengklasifikasikan tugas – tugas perkembangan pada masa remaja
3.    Bagaimana mengklasifikasikan tugas – tugas perkembangan pada masa dewasa muda
4.    Bagaimana mengklasifikasikan tugas – tugas perkembangan pada masa dewasa
C.    Tujuan Penulisan
1.    Mengatahui tugas perkembangan akhir masa kanak – kanak
2.    Mengatahui mengklasifikasikan tugas – tugas perkembangan pada masa remaja
3.    Mengatahui mengklasifikasikan tugas – tugas perkembangan pada masa dewasa muda
4.    Mengatahui mengklasifikasikan tugas – tugas perkembangan pada masa dewasa










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Mengklasifikasikan Tugas Perkembangan Akhir Masa Kanak – Kanak
Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas perkembangan masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah ( umur 6 -12 tahun) yaitu:
1.      Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
Pada periode ini pertumbuhan otot dan tulang berlangsung secara cepat, anak belajar menggunakan otot-ototnya untuk mempelajari berbagai keterampilan. oleh karena itu, kebutuhan untuk beraktivitas dan bermain sangatlah tinggi. Anak laki-laki aktivitasnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak wanita. Baik laki-laki dan wanita senang bermain dalam kelompok. Makin tinggi kelas anak (usia) makin jelas ciri kahs permainan mereka. Implikasinya terhadap sekolah adalah: bahwa sekolah berkewajiban untuk membantu anak mencapai tugas perkembangan ini secara optimal. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik untuk mengoptimalkan pencapaian tugas.
a.    Merencanakan dengan serius pemberian kesempatan-kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas-aktivitas fisik atau bermain.
b.    Dalam belajar membatasi gerakan-gerakan anak secara ketat tidaklah pantas dibandingkan tuntutan tugas perkembangan mereka.
c.    Usaha yang dan seirus dalam menanggulangi gangguan perkembangan fisik anak sangat diharapkan dari sekolah anak-anak yang sakit harus diobati aats prakarsa sekolah.
2.      Belajar membentuk sikap positif, yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk    biologis (dapat merawat kebersihan dan kesehatan diri)
Anak hendaknya mampu mengembangkan kebiasaan untuk hidup sehat dan melakukan berbagai kebiasaan untuk memelihara keselamatan, kesehatan, dan kebersihan diri
3.      Belajar bergaul dengan teman sebayanya
Anak hendaknya telah mampu membina keakraban dengan orang lain diluar lingkungan keluarga
4.      Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya
Pada usia 9 dan 10 tahun anak mulai menyadari peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak wanita menampilkan tingkah lakunya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat sebagai wanita, demikian juga halnya anak pria.
5.      Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
Karena perkembangan intelektual dan biologis sudah matang untuk bersekolah, maka anak telah mampu belajar di sekolah, anak dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung karena kemampuan berfikirnya yang memungkunkan memahami konsep-konsep dan simbol-simbol.
6.      Belajar mengembangkan konsep (agama, ilmu pengetahuan, adat istiadat) sehari-hari.
Pada periode ini anak hendaknya mempunyai berbagai konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Inti dari tugas perkembangan saat ini adalah mengenal konsep-konsep untuk memudahkannya dalam memahami tentang pekerjaan sehari-hari, kemasyarakatan, kewarganegaraan, dan masalah yang menyangkut sosial.
7.      Belajar mengembangkan kata hati (pemahaman tentang benar - salah, baik - buruk)
Pada periode sekolah dasar anak hendaknya dapat mengontrol tingkah laku sesuai dengan nilai dan moral yang berlaku, kecintaan terhadap nilai dan moral hendaknya dikembangkan dengan sebaik-baiknya.
8.      Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap mandiri)
Tugas perkembangan pada masa ini adalah untuk membentuk pribadi yang otonom, tanpa tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan yang meyangkut dirinya, maupun peristiwa lain dalam kehidupannya.
9.      Belajar mengembangkan sikap positif  kehidupan sosial.
Anak mampu belajar untuk menyadari keanggotaannya sebagi masyarakat sekolah, anak harus belajr mematuhi aturan-aturan sekolah dan mampu menyeimbangkan antara keinginannya untuk melakukan kebebasan dengan kepatuhan terhadap kekuasaan orang tua, guru, maupun orang dewasa lainnya.
10.  Mengenal dan mengamalkan ajaran agama sehari-hari

B.     Mengklasifikasikan Tugas – Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
Havigrust (dalam Muhammad Ali, 2008: 171) mendefinisikan tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan sikap dan perilaku kekanak - kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (dalam Muhammad Ali, 2008 : 10) adalah :
1.    Mampu menerima keadaan fisiknya
2.    Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3.    Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
4.    Mencapai kemandirian emosional
5.    Mencapai kemandirian ekonomi
6.    Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7.    Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8.    Mengembangkan perilaku tanggung jawab social yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
9.    Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10.     Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
C.    Mengklasifikasikan Tugasa – Tugas Perkembangan Pada Masa Dewasa Muda
Dewasa muda adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.
Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).
Perkembangan sosial masa dewasa muda adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa muda adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan.
Dewasa muda merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.
Dari segi fisik, masa dewasa muda adalah masa dari puncak perkembangan fisik. Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi sedikit-demi sedikit, mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.
A.    Ciri Perkembangan Dewasa Muda
Dewasa muda merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal adalah kelanjutan dari masa remaja. Sebagai kelanjutan masa remaja, sehingga ciri-ciri masa remaja tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. Ciri-ciri perkembangan dewasa muda adalah: 
  1. Usia reproduktif (Reproductive Age). Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu. 
  2. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age). Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembangan pola hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan. Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. 
  3. Usia Banyak Masalah (Problem age). Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan penyesuaian di dalamnya. 
  4. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension). Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan. 
  5. Masa keterasingan sosial. Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut krisis ketersingan (Erikson:34). 
  6. Masa komitmen. Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggungajwab yang trrlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai guru besar”. 
  7. Masa Ketergantungan. Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka. 
  8. Masa perubahan nilai. Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa. 
  9. Masa Kreatif. Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
B.     Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Muda
Optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-tugas perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst (1953), telah mengemukakan rumusan tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa awal sebagai berikut: 
  1. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri). Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa menyalurkan kebutuhan biologis. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda. 
  2. Belajar hidup bersama dengan suami istri. Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahami pasangan masing-masing, saling menerima kekurangan dan saling bantu membantu membangun rumah tangga. Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan oleh ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam menanggapi masalah yang dihadapi bersama. 
  3. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga. Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20 – 40) dianggap sebagai rentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah me­nyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak-anak. 
  4. Mengelolah rumah tangga. Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah tangganya. Dia akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain. 
  5. Mulai bekerja dalam suatu jabatan. Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka ber­upaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya. 
  6. Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak. Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki jalan, dan sebagainya). Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendiri/selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik. 
  7. Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya. Masa dewasa awal ditandai juga dengan membntuk kelompok-kelompok yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Salah satu contohnya adalah membentuk ikatan sesuai dengan profesi dan keahlian.
C.     Masalah Perkembangan pada Dewasa Awal
Dengan bertambahnya usia, semakin bertambahpula masalah-masalah yang menghampiri. Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara, kemasa yang menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang dewasa awal mengalami masalah - masalah dalam perkembangannya. Masalah-masalah itu antara lain:
  1. Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas. Dewasa muda merupakan kelanjutan dari masa remaja. Penemuan identitas diri adalah hal yang harus pada masa ini. Jika masa ini bermasalah, kemungkinan individu akan mengalami kekaburan identitas.
  2. Kemandirian vs tidak mandiri
  3. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang pendidikan dan karir.
  4. Menikah vs tidak menikah (lambat menikah)
  5. Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri
D.    Mengklasifikasikan Tugas – Tugas Perkembangan Pada Masa Dewasa
Pengertian kedewasaan sebagai suatu fase dalam perkembangan jika dipandang dari beberapa segi sebenarnya kurang tepat. Dewasa dalam bahasa Belanda adalah “volwassen”, kata “Vol” itu sendiri berarti penuh sedangkan kata “Wassen” bermakna tumbuh, sehingga kata “Volwassen” berarti sudah  tumbuh dengan penuh atau selesai tumbuh.
Hanya jika pengertian kedewasaan kurang jelas dalam arti psikologi perkembangan, maka kedewasaan juga dianggap sebagai sudah mencapai perkembangan yang penuh, sudha selesai berkembangannya. Psikologi perkembangan dulu juga tidak lepas dari ketidakjelasan ini. Psikologi perkembangan dulu dipandang sebagai psikologi psikologi anak dan remaja; baru kemudian dipandang sebagai ilmu yang melukiskan dan menerangkan gejala dan perubahan psikis sepanjang kehidupan.
Pengertian kedewasaan kurang menunjukkan bahwa perkembangan itu merupakan proses yang terus menerus. Hal ini lalu mengakibatkan timbulnya pendekatan normo-psikologis. Dengan begitu kedewasaan merupakan suatu norma yang harus dicapai dalam perkembangan. Perkembangan lalu dianggap menyimpang bila tidak memperlihatkan sikap menerima kehidupan tadi. Kedewasaan disini merupakan suatu norma bagi kesehatan psikis.
Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari. Semakin bertambahnya fungsionalisasi bagian-bagian tubuh seseorang, maka seseorang tersebut juga akan mengalami proses pendewasaan diri. (Desmita. 2009. 4)






















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas
Dewasa muda adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.
Hanya jika pengertian kedewasaan kurang jelas dalam arti psikologi perkembangan, maka kedewasaan juga dianggap sebagai sudah mencapai perkembangan yang penuh, sudha selesai berkembangannya. Psikologi perkembangan dulu juga tidak lepas dari ketidakjelasan ini. Psikologi perkembangan dulu dipandang sebagai psikologi psikologi anak dan remaja; baru kemudian dipandang sebagai ilmu yang melukiskan dan menerangkan gejala dan perubahan psikis sepanjang kehidupan.
B.     Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Cet.ke-8. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Hurlock, Elizabeth (1980). A Life Span Approach. 5th ed. McGraw-Hill, Inc.
Papalia, D.E; S.W.Old; RD Feldman (2008). Human Development. 9th ed. McGraw-Hill Co.
 
Free Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Website templateswww.seodesign.usFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver