BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Penulisan
motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul dari
dalam diri peserta didik tanpa ada paksaan dari dorongan orang lain. Kedua
motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari
luar peserta didik. Hal ini bisa timbul karena ajakan, suruhan, atau paksaan
dari orang lain (pendidik) sehingga dengan keadaan tersebut peserta didik mau
melakukan sesuatu atau belajar. Pendapat tersebut menegaskan bahwa dalam
pembelajaran motivasi ektrinsik sangat dibutuhkan oleh peserta didik, seperti
hadiah (reward), kompetensi sehat antarpeserta didik, pemberian nasehat,
dan pemberian hukuman (funishment).
Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik berfungsi
sebagai alat pendorong terjadinya prilaku belajar peserta didik, alat untuk
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, alat untuk memberikan direksi
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, dan alat untuk membangun sistem
pembelajaran yang bermakna.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
mengeksplorasi motivasi
2. Bagaimana
Motivasi untuk meraih sesuatu
3. Bagaimana
Motivasi, hubungan, dan konteks sosiokultural
4. Bagaimana
Murid berprestasi rendah dan sulit didekati
C. Tujuan
Penulisan
1. Bagaimana
mengeksplorasi motivasi
2. Bagaimana
Motivasi untuk meraih sesuatu
3. Bagaimana
Motivasi, hubungan, dan konteks sosiokultural
4. Bagaimana
Murid berprestasi rendah dan sulit didekati
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Mengeksplorasi
motivasi
Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sorby Sutikno
(2010) bahwa motivasi dapat dibagi dua.
Pertama motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri
peserta didik tanpa ada paksaan dari dorongan orang lain. Kedua motivasi
ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
peserta didik. Hal ini bisa timbul karena ajakan, suruhan, atau paksaan dari
orang lain (pendidik) sehingga dengan keadaan tersebut peserta didik mau
melakukan sesuatu atau belajar. Pendapat tersebut menegaskan bahwa dalam
pembelajaran motivasi ektrinsik sangat dibutuhkan oleh peserta didik, seperti
hadiah (reward), kompetensi sehat antarpeserta didik, pemberian nasehat,
dan pemberian hukuman (funishment).
Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik berfungsi
sebagai alat pendorong terjadinya prilaku belajar peserta didik, alat untuk
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, alat untuk memberikan direksi
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, dan alat untuk membangun sistem
pembelajaran yang bermakna. Oemar Hamalik (2002) secara umum menyebutkan tiga
fungsi motivasi, yaitu:
1. Mendorong
manusia untuk berbuat (sebagai penggerak) yang merupakan langkah penggerak dari
setiap kegiatan.
2. Menentukan
arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai sehingga dapat
memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya. Menyeleksi perbuatan, yakni menetukan perbuatan-perbuatan yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Guru dapat mendorong siswa
menjadi pembelajar mandiri yang bermotivasi tinggi melalui hal berikut :
1.
Menciptakan
iklim belajar yang terbuka dan positif dengan menitikberatkan pada kebutuhan
siswa saat ini, yaitu memenuhi apa yang menjadi motif awal ketertarikan mereka
pada materi pelajaran.
2.
Membuat
siswa aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Siswa belajar dengan
melaksanakan tindakan (doing), membuat (making), menulis (writing), merancang
(designing), menciptakan (creating), dan memecahkan persoalan (solving).
Kepasifan akan mengurangi motivasi dan keingintahuan siswa.
3.
Mengajak
siswa untuk menganalisis apa yang membuat kelas menjadi lebih atau kurang
termotivasi. Hasil penelitian menyimpulkan setidaknya ada delapan karakteristik
yang menjadi kontribusi utama pada motivasi siswa, yaitu :
a.
antusiasme
guru
b.
relevansi
materi pelajaran
c.
pengaturan
pengajaran
d.
kesesuaian
tingkat kesulitan materi
e.
keterlibatan
aktif siswa
f.
keberagaman
g.
hubungan
antara guru dan siswa
h.
penggunaan
contoh yang sesuai, kongkrit dan mudah dipahami
4.
Merancang
tindakan pengajaran yang dapat memotivasi siswa
a.
Menargetkan
harapan yang tinggi tetapi realistik pada siswa
b.
Membantu
siswa merumuskan tujuan mereka
c.
Memberitahukan
siswa apa yang perlu mereka lakukan agar lulus mata pelajaran yang ada ajar
dengan sukses
d.
Membantu
siswa menemukan manfaat dan pentingnya materi yang sedang dipelajari
e.
Memperkuat
motivasi diri siswa
f.
Menghindari
suasana kompetesi yang berlebihan antar siswa. Lebih baik mengarahkan siswa ke
kompetisi kerja tim
g.
Menunjukkan
antusiasme Anda sebagai guru pada materi pelajaran
5.
Merumuskan
RPP yang dapat memotivasi siswa
a.
Bertolak
dari poin kekuatan dan ketertarikan siswa
b.
Jika
memungkinkan, memberikan pilihan pada siswa untuk menentukan bagian materi yang
akan dibahas lebih mendalam
c.
Meningkatkan
level kesulitan belajar secara gradual sejalan dengan perkembangan semester
d.
Menvariasikan
cara Anda mengajar (role playing, debates, brainstorming, discussion,
demonstrations, case studies, audiovisual presentations, guest speakers, atau
small group work)
6.
Mengurangi
penekanan ke nilai
a.
Memberikan
penekanan pada pemahaman dan pembelajaran dibandingkan nilai
b.
Menghindari
penggunaan nilai sebagai ancaman
c.
Merancang
test yang mendorong siswa ke jenis pembelajaran yang Anda ingin dicapai oleh
siswa. Jika ingin siswa belajar menghapal maka berikanlah soal hapalan. Namun,
jika ingin siswa belajar menganalisis dan mengevaluasi, berikanlah soal yang
mengarah ke sana.
7.
Memotivasi
siswa dengan menanggapi hasil kerja mereka
a.
Memberikan
umpan balik segera pada siswa
b.
Memberikan
penghargaan atas kesuksesan yang diraih
c.
Menginformasikan
kesuksesan kerja yang diraih teman mereka
d.
Memberikan
feedback negatif secara spesifik. Identifikasi kelemahan siswa terkait pada
kinerjanya saat pengerjaan tugas, bukan pada siswa secara personal.
e.
Menghindari
komentar yang merendahkan diri siswa sehingga membuat mereka merasa tidak
cakap.
f.
Memberikan
kesempatan bagi siswa untuk sukses dengan cara menugaskan hal yang tidak
terlalu mudah maupun terlalu sulit.
g.
Menghindari
memberikan jawaban langsung pada pekerjaan rumah siswa.
h.
Berikan
kesempatan pada siswa untuk berjuang menemukan jawaban
i.
Membantu
siswa merasa bahwa mereka adalah anggota yang berharga dalam komunitas
belajarnya
8.
Memotivasi
siswa untuk membaca
a.
Menugaskan
siswa membaca materi bacaan setidaknya dua sesi sebelum dilakukan diskusi
b.
Menugaskan
siswa membuat pertanyaan dari bahan bacaan. sebagai reward, guru dapat
mempertimbangkan pertanyaan siswa sebagai bahan ujian.
c.
Menugaskan
siswa untuk menuliskan beberapa kalimat yang dapat meringkas hasil bacaannya
d.
Memberikan
pertanyaan sederhana namun mendalam tentang bacaan tersebut. Sebagai contoh,
Apakah kamu bisa memberikan satu atau dua poin dari bahan bacaan yang kamu
anggap penting? atau Menurut kamu sub bab apa yang perlu kita review ulang dan
diskusikan di kelas?
e.
Mengadakan
sesi membaca bersama di kelas secara bergantian
f.
Menyiapkan
ujian untuk bahan yang tidak sempat didiskusikan
B. Motivasi
untuk meraih sesuatu
Mendeskripsikan stategi untuk
meningkatkan motivasi dua jenis murid yang susah didekati dan berprestasi
rendah ini;
1. Murid
yang tidak bersemangat : murid berprestasi rendah dengan kemampuan rendah yang
kesulitan untuk mengikuti pelajaran dan punya ekspektasi prestasi yang
rendah,murid dengan sindrom kegagalan,dan murid yang terobsesi untuk melindungi
harga dirinya dengan menghindari kegagalan.
2. Murid
berprestasi rendah dengan ekspektasi kesuksesan yang rendah ; murid jenis ini
perlu terus menerus diyakinkan bahwa mereka bisa mencapai tujuan dan menghadapi
tantangan yang telah anda tentukan untuk mereka dan anda perlu membantu mereka
untuk mencapai sukses.
3. Murid
dengan sindrom kegagalan ; sindrom kegagalan adalah murid memiliki ekspektasi
rendah untuk meraih kesuksesan dan menyerah saat menghadapi kesulitan awal.
4. Murid
yang termotivasi untuk melindungi Harga dirinya dengan menghindari kegagalan.
C. Motivasi,
hubungan, dan konteks Sosiokultural
1. Motif
sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan
dunia sosial. misalnya kebutuhan sosial murid direfleksikan dalam keinginan
mereka untuk popular dimata teman sebaya dan kebutuhan punya satu kawan akrab
atau lebih, dan keinginan untuk menarik di mata orang yang mereka sukai.
2. Hubungan
Sosial : Anak biasanya berinteraksi dengan orang tua, teman sebaya, kawan, guru
dan mentor, dan orang lain. Orang-orang yang berada di sekitarnyalah yang akan
memberikan motivasi ekstrinsik kepadanya. Hubungan sosial anak dengan orang
lain juga mempengaruhi kognitif dan motivasi anak, yang akan menentukan
prestasi yang anak capai.
3. Konteks
Sosiokultural : Konteks sosiokultural dilatar belakangi oleh status
sosioekonomi, etnis, dan gender yang kemudian mempengaruhi motivasi dan
prestasi.
D. Murid
berprestasi rendah dan sulit didekati
1. Murid
yang Tidak Bersemangat, Murid jenis ini mencakup murid berprestasi rendah
dengan kemampuan rendah yang kesulitan untuk mengikuti pelajaran dan punya
ekspektasi prestasi yang rendah, murid dengan sindrom kegagalan, murid yang
terobsesi untuk melindungi harga dirinya dengan menghindari kegagalan.
2. Murid
yang Tidak Tertarik, motivasi paling sulit adalah murid yang apatis, tidak
tertarik belajar, atau menjauhkan diri dari pembelajaran sekolah. Menurut
mereka berprestasi adalah hal yang tidak penting. Untuk memperbaiki sikap
mereka yang seperti ini, kita sebaiknya melakukan pendekatan personal kepada
mereka secara terus-menerus untuk mensosialisasikan kembali sikap mereka agar
mereka tertarik untuk belajar dan berprestasi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
motivasi adalah suatu dorongan
keinginan pada diri seseorang untuk menjadi individu yang lebih baik. Lebih lanjut
dikatakan bahwa motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan sesuatu
perilaku yang di arahkan pada tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan.
Motivasi berfungsi untuk sebagai pendorong untuk berbuat sesuatu disetiap aktifitas yang dilakukan, penentu
arah perbuatan yakni kearah tujuan yang ingin dicapai, menyeleksi perbuatan,
pendorong usaha untuk mencapai prestasi. Motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu motivasi positif, artinya melalui pemberian hadiah bagi
yang berprestasi, diharapkan mereka akan dapat lebih berprestasi dan motivasi negatif
yaitu dengan memberi hukuman bagi yang
bersalah, tentunya agar mereka tidak mengulangi kesalahan.
Pemberian
hukuman, memang efektif untuk
mencegah kesalahan. Namun, sikap untuk
tidak berbuat salah, tidak otomatis meningkatkan gairah bekerja atau dapat meningkatkan motivasi untuk menjadi lebih
baik. Karena itu, umumnya kedua jenis
motivasi ini digunakan dalam porsi dan waktu yang tepat. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman diri.
B. Saran
Penulis menyadari jika
makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan
pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara
kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami
butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fatimah, E. 2010. Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik). Bandung: CV Pustaka Setia.
Arya. 2010. Perkembangan kognitif pada anak.
Wiriana, 2008. Perkembangan kognitif
pada anak.
Budiman Nandang, 2006. Memahami perkembangan anak usia Sekolah
Dasar : jakarta .Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar