Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)
RSS

Kamis, 13 Oktober 2016

Faktor Hereditas dan Lingkungan Perkembangan Anak



BAB I
PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang Penulisan
Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal yang penting untuk kita pelajari dan kita pahami selaku calon peserta didik. Berkenaan dengan upaya pendidikan, unsur biologis dan perseptual merupakan salah satu aspek perkembangan anak yang cukup esensial untuk diperhatikan dalam perkembangan anak. Karena aspek tersebut mempengaruhi perkembangan perilaku mental yang ada dalam diri anak.

B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana menguraikan faktor hereditas dan lingkungan perkembangan anak
2.    Bagaimana mengklasifikasikan perkembangan fisik dan perseptual anak sekolah dasar
3.    Bagaimana memperkirakan implikasi perkembangan biologis dan persetual bagi penyelenggara pendidikan

C.    Tujuan Pembelajaran
1.    Mengatahui menguraikan faktor hereditas dan lingkungan perkembangan anak
2.    Mengatahui mengklasifikasikan perkembangan fisik dan perseptual anak sekolah dasar
3.    Mengatahui memperkirakan implikasi perkembangan biologis dan persetual bagi penyelenggara pendidikan




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Menguraikan Faktor Hereditas dan Lingkungan Perkembangan Anak
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna jika dibanding makhluk-makhluk lainnya. Manusia memiliki potensi yang sangat besar. Dengan potensi yang dimilikinya, manusia dapat berkembang dan mengalami banyak perubahan dalam hidupnya baik secara fisik ataupun psikis. Dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan intelektual individu yaitu :
1.    Faktor Hereditas
Setiap individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Hereditas pada individu merupakan bawaan sejak lahir “specific genen”. Bawaan/warisan atau hereditas tersebut berasal dari kedua orang tuanya (Genes) dan tidak dapat direkayasa. Bawaan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir membawa berbagai agam warisan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau kakek-nenek. Warisan atau turunan tersebut yang terpenting, antara lain: bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, intelegensi, bakat, sifat-sifat, dan penyakit.
2.      Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan dalam pengertian umum berarti situasi di sekitar kita. Dalam lapangan pendidikan, arti lingkungan itu luas sekali, yaitu segala sesuatu yang berada di luar diri anak, dalam alam semesta ini. Lingkungan ini mengitari manusia sejak manusia dilahirkan sampai dengan meninggalnya. Antara lingkungan dan manusia ada pengaruh yang timbal balik, artinya lingkungan mempengaruhi manusia, dan sebaliknya, manusia juga mempengaruhi lingkungan di sekitarnya.

Hal lain yang perlu diketahui adalah bahwa diskusi tentang pengaruh faktor hereditas dan lingkungan tidak bisa lepas dari pembahasan genetika. Dengan demikian, untuk memahami persoalan ini Anda dengan sendirinya perlu memahami konsep genetik dan prinsip-prinsip penurunannya.
1.      Mekanisme Pewarisan Secara Genetik
Setiap spesies termasuk manusia, memiliki suatu mekanisme tertentu untuk mewariskan karakteristik-karakteristik bawaan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Mekanisme tersebut dapat dipahami melalui prinsip-prinsip pewarisan genetika. Kehidupan individu (manusia) tumbuh dari sel reproduksi yang disebut dengan gametes. Sel reproduksi atau ganetes ini berasal dari orang tua. Sel reproduksi dari pihak ayah disebut sperma (sperm) dan sel reproduksi dari piahk ibu dikenal sebagai sel telur (ovum). Sperma direproduksi dalam buah pelir (testiclis), sedangkan sel telur dikembangkan dalam indung telur (ovaries). Sperma dan sel telur inilah yang memuat informasi genetika sebagai mana terkandung dalam struktur-struktur molikuler yang disebut dengan gen (genes).
2.      Prinsip-prinsip Pewarisan Secara Genetik
Penentuan pewarisan secara genetik merupakan masalah yang sangat kompleks sehingga masih banyak aspek yang belum diketahui secara pasti tentang hal tersebut. Namun demikian, beberapa prinsip genetika telah ditemukan oleh para ahli, yaitu sebagai berikut : gen-gen dominan resesif, gen-gen jenis kelamin, karakteristik-karakteristik yang diwariskan secara poligenik, perbedaan genotif-fenotif, rentang reaksi, dan kanalisasi (Santrock & Yussen, 1992).
3.      Pengaruh Interaksional antara Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan
Pemahaman terhadap mekanisme dan prinsip-prinsip pewarisan genetika dengan sendirinya telah memberikan dasar pemahaman tentang bagaimana faktor keturunan dan faktor lingkungan berperan dalam perkembangan individu (manusia). Gen-gen yang diwarisi dari orang tua telah memuat kode-kode informasi genetik sehingga berperan sebagai “blue print” bagi perkembangan individu. Sebaliknya, lingkungan interaksional tempat individu tumbuh dan berkembang berperan sebagai sarana yang dapat memfasilitasi atau membatasi teraktualisasikannya karakteristik-karakteristik potensial yang diwarisi individu secara genetik.
B.     Mengklasifikasikan Perkembangan Fisik dan Perseptual Anak Sekolah Dasar
1.      Perkembangan Fisik
Usia anak sekolah dasar umumnya berusia 6-12 tahun. Rentang usia tersebut disebut sebagai masa anak. Yaitu fase antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Secara fisik, anak pada usia SD memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Pertumbuhan fisik anak dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan. Selanjutnya, pembahasan mengenai perkembangan fisik anak SD ini mencakup aspek-aspek:
a.       Tinggi dan Berat Badan
Di Indonesia belum ada standar baku tentang ukuran kenaikan berat dan tinggi badan anak usia SD, namun penambahan itu diperkirakan berkisar antara 2,5-3,5 kg dan 5-7 cm pertahun (F.A. Hadis, 1996)
b.       Proporsi dan Bentuk Tubuh
Anak SD kelas-kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai berlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas-kelas akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati keseimbangan.
c.       Otak
Kematangan otak yang dikombinasi dengan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognisi anak, dalam hal ini, bukan sekedar kebutuhan yang harus dipenuhi, melainkan juga diperlukan rangsangan-rangsangan yang membuat otak anak itu berfungsi. Pertumbuhan otak memiliki keterbatasan waktu, maka rangsangan otak di usia dini menjadi sangat penting. Penundaan yang terjadi akan membuat otak itu tetap tertutup sehingga tidak dapat menerima program-program baru.
d.      Ketrampilan Motorik
Selama masa anak, kemampuan gerak motorik menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi daripada masa sebelumnya. Pada saat berusia sekitar 10-11 tahun, anak-anak lazimnya sudah mampu melakukan berbagai jenis kegiatan olahraga seperti, lari, mendaki, lompat tali, berenang dan mengendarai sepeda. Dalam keterampilan-keterampilan motorik kasar yang melibatkan otot besar ini, anak laki-laki lazimnya memiliki kemampuan yang lebih baik daripada anak-anak perempuan. Hal demikian terjadi karena jumlah sel-sel otot anak lebih banyak daripada sel-sel otot anak perempuan.
2.      Perkembangan Perseptual
Aktivitas perseptual pada dasarnya merupakan proses perkenalan individu terhadap lingkunganya. Semua informasi tentang lingkungannya itu sampai kepada individu melalui alat-alat indra yang kemudian diteruskan melalui syaraf sensori ke bagian otak. Ada tiga proses aktivitas perseptual yang perlu dipahami, yakni :
a.       Sensasi, yaitu peristiwa penerimaan informasi oleh indra penerima,
Sensasi berlangsung disaat terjadi kontak antara informasi dengan indra penerima. Dengan demikian, dalam sensasi terjadi proses deteksi informasi secara indrawi.
b.      Persepsi, yaitu interprestasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima, Misalnya : orang menjadi tahu kalau suara yang didengarnya adalah suara musik, binatang, mobil dsb. Dalam prosesnya, sensasi dan persepsi mungkin itu sulit untuk dipisahkan. Artinya kedua proses itu merupakan sesuatu yang berlangsung secara bersamaan.
c.       Atensi, mengacu kepada selektifitas persepsi. Dengan atensi kesadaran seseorang bisa hanya tertuju kepada suatu objek dan informasi dengan mengabaikan objek-objek lainnya.


C.    Memperkirakan Implikasi Perkembangan Biologis dan Persetual bagi Penyelenggara Pendidikan
Perkembangan biologis yaitu perkembangan yang berkaitan erat dengan terjadinya proses evolusi manusia. Secara langsung, perkembangan biologis atau fisik seseorang akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Sedangkan secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fisik akan mempengaruhi bagaimana anak memandang dirinya dan bagaimana dia memandang orang lain.
    Perkembangan biologis yaitu perkembangan individu berupa perubahan fisik dalam tubuh individu. Perkembangan tersebut meliputi tinggi dan berat badan. Anak pada usia SD perubahan berat beserta tinggi badan masih relaktif lambat. Penambahan diperkirakan berkisar antara 2,5 Kg – 3,5 kg dan 5 – 7 cm per tahun (F.A. Hadis : 1996).
           Sedangkan pada masa pubertas, berat serta tinggi badan berkembang dengan pesat. Dan selanjutnya yaitu proporsi dan berat badan. Perkembangan tersebut masih juga belum seimbang. Kemudian otak pada usia balita perkembangannya berlangsung secara pesat bahkan melebihi perkembangan pada otak dewasa.
Perkembangan biologis atau fisik manusia berkaitan erat dengan terjadinya proses evolusi pada manusia. Proses evolusi biologis merupakan proses perubahan secara berangsur-angsur dalam jangka waktu lama yang berkaitan dengan sikap tubuh dan cara bergerak. Perubahan fungsi bagian tertentu tubuh manusia, perubahan bentuk dan volume kepala, perkembangan fungsi alat indra terutama hidung dan mata.
Perkembangan perseptual anak adalah kemampuan memahami dan menginterpretasikan informasi sensori, atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna dari data yang diterima oleh berbagai indera. Aktivitas perseptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan individu terhadap lingkungannya. Semua informasi tentang lingkungan sampai kepada individu melalui alat-alat indera yang kemudian diteruskan melalui syaraf sensorik ke bagian otak kiri. Ada beberapa implikasi perkembangan biologis dan persetual bagi pendidikan
a.       Implikasi bagi Penyelenggaraan Pembelajaran. Cara pembelajaran yang perlu diterapkan sebagai berikut:
1.    Programnya disusun secara fleksibel dan memperhatikan perbedaan individual anak
2.    Dilakukan  secara variatif melalui eksperimen, praktek, permainan
3.    Memanfaatkan media dan berpusat pada anak  dalam pembelajaran.
b.      Implikasi bagi Penyelenggaraan Pendidikan Olah raga
Pendidikan olahraga yang rutin dan teratur sangat diperlukan bagi anak SD. Olahraga penting untuk merangsang perkembangan fisik dan perseptual ank. Nah, agar aktifitas olahraga ini memberikan rangsangan yang tepat, maka jenis- jenis kegiatan olahraga yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tahap perkembangan dan kebutuhan fisik anak. Dalam hal ini, yang penting adalah anak dapat berolahraga dengan senang dan aktif melalui permainan yang dirancang sesuai dengan tahap perkembangan dan dunianya., karena dunia anak adalah dunia gerak dan bermain.
c.       Implikasi bagi Pemeliharaan Kesehatan dan Nutrisi Anak
Dalam hal ini, diperlukan penanaman kebiasaan berperilaku sehat terhadap anak SD yang dilakukan secara menyeluruh mulai dari kebersihan pakaian, tubuh, keberihan makanan, pemeliharaan kebersihan lingkungan sekitar, serta mendisiplin diri untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam program pendidikan kesehatan bagi anak SD adalah unsur keteladanan dari pihak pendidik. Unsur keteladanan dari ini akan merupakan suatu upaya pengkondisian ankak ke arah berpeilaku sehat. Kiranya akan sulit bagi kita sebagai pendidik untuk menganjurkan anak berperilaku hidup sehat, sementara kitanya sendiri tidak menampilkan cara berperilaku yang dimaksud.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah makanan yang mengandung gizi secara seimbang. Dalam hal ini adalah empat sehat lima sempurna, sebisa mungkin anak terpenuhi dalam hal gizi yang seimbang. Karena jika gizi seimbang maka perkembangan fisik juga akan seimbang, dan jika perkembangan fisik seimbang maka aspek perkembangan lainnya juga akan seimbang.





















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perkembangan merupakan perubahan individu, baik fisik maupun psikisnya dan berlangsung sepanjang hayat. Perkembangan biologis menekankan pada perkembangan fisik yang dipengaruhi oleh faktor hereditas (keturunan). Sedangkan perseptual anak menekankan pada aspek luar (lingkungan) yang merupakan hasil rangsangan alat indra.

B.     Saran
           Dalam pembuatan makalah ini, kami berusaha semaksimal mungkin agar makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Tapi kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, banyak kekurangan-kekurangan dalam isi makalah ini.
Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca semua sangat kami harapkan untuk evaluasi demitercapainya makalah yang lebih baik.




















DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Conny R Semiawan, 1998, Perkembangan dan Belajar Peserta Didik

Desmita. 2009. Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Fatimah, E. 2010. Pikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik). Bandung: CV Pustaka Setia.

Papalia, Dian.,dkk. 200. Human Development (Psikologi Perkembangan) Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana.

LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan) dan ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia). 2003. Jurnal Ilmu Pendidikan  Jilid 10 nomor 3. Madiun: IKIP: PGRI

Holil, A. 2008. Teori Perkembangan Kognitif Piaget.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Website templateswww.seodesign.usFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver