Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)
RSS

Kamis, 13 Oktober 2016

Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Penulisan
Kreativitas sebagai pribadi (person), kreativitas itu mencerminkan keunikan individu dalam pikiran-pikiran dan ungkapan-ungkapan. Hal ini dipertegas oleh Paul Swartz (1963) bahwa kreativitas merupakan ekspresi tertinggi individualitas manusia.
Kreativitas sebagai produk (product), suatu karya dapat dikatakan kreatif, jika karya itu merupakan suatu ciptaan yang baru atau orisinil dan bermakna bagi individu dan / atau lingkungan.Lebih jauh diungkapkan oleh Jhon A. Glover (1980) bahwa ada tempat pemberangkatan yang terbaik, yaitu kriteria yang dianggap cukup representatif oleh sebagian besar para ahli psikologi dalam mendefinisikan kreativitas.Kriteria yang dimaksudkan adalah sipat kebaruan (novelty) dan kegunaan (utility).
Kreativitas sebagai proses (process) yaitu bersibuk diri secara kreatif yang menunjukan kelancaran, fleksibilitas, dan orisinalitas dalam berfikir. Para ahli yang merumuskan definisi kreativitas berdasarkan proses, yaitu Spearman (1930) dan Torrance (1974). Spearman (Munandar, 1977) berpendapat bahwa berfikir kreatif pada dasarnya merupakan proses melihat atau menciptakan hubungan antara proses sadar dan dibawah sadar.

B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana Menguraikan teori kreativitas
2.    Bagaimana Mendiskusikan faktor yang mempengaruhi kreativitas
3.    Bagaimana Menjabarkan perkembangan kreativitas anak
C.     Tujuan Penulisan
1.    Mengatahui Menguraikan teori kreativitas
2.    Mengatahui Mendiskusikan faktor yang mempengaruhi kreativitas
3.    Mengatahui Menjabarkan perkembangan kreativitas anak

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Menguraikan teori kreativitas
Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa (unusual) dan menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan. Selain dari apa yang telah disebutkan diatas, maka untuk memahami pengertian kreativitas, maka Rhodes (Munandar, 1977) mengemukakan bahwa ada beberapa tinjauan yang harus dikaji. Adapun definisi kreativitas itu dapat dikaji melalui the Four P’s of Creativity (Person, Product, Process, and Press). Adapun beberapa teori kreativitas adalah :
1.    Teori Psikoanalisis, Menganggap bahwa proses ketidak sadaran melandasi kreativitas. Kreativitas merupakan manifestasi dari  kondisi psikopatologis.
2.    Teori Assosiasionistik, Memandang kreativitas sebagai hasil dari proses asosiasi dan kombinasi antara elemen-elemen yang telah ada, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.
3.    Teori Gestalt, Memandang kreativitas sebagai manifestasi dari proses tilikan individu terhadap lingkungannya secara holistik.
4.    Teori Eksistensial, Mengemukakan bahwa kreativitas merupakan proses untuk melahirkan sesuatu yang baru melalui perjumpaan antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan alam. Menurut May (1980), dengan teori eksistensial ini, setiap perilaku kreatif selalu didahului oleh ‘perjumpaan’ yang intens dan penuh kesadaran antara manusia dengan dunia sekitarnya.
5.    Teori Interpersonal, Menafsirkan kreativitas dalam konteks lingkungan sosial.Dengan menempatkan pencipta (kreator) sebagai inovator dan orang di sekeliling sebagai pihak yang mengakui hasil kreativitas.Teori ini menekankan pentingnya nilai dan makna dari suatu karya kreatif. Karena nilai mengimplikasikan adanya pengakuan sosial.
6.    Teori Trait, Memberikan tempat khusus kepada usaha untuk mengidentifikasi ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik utama kreativitas.
B.     Mendiskusikan faktor yang mempengaruhi kreativitas
Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut Rogers adalah:
1.    Faktor internal individu yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya :
a.       Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa kekakuan terhadap pengalaman – pengalaman tersebut. Dengan demikian individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan
b.      Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang di hasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain.
c.       Kemampuan untuk bermaian dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur - unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
2.    Faktor eksternal (Lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat. Adanya kebudayaan creativogenic, yaitu kebudayaan yang memupuk dan mengembangkan kreativitas dalam masyarakat, antara lain :(1) tersedianya sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan media, (2) adanya keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan masyarakat, (3) menekankan pada becoming dan tidak hanya being, artinya tidak menekankan pada kepentingan untuk masa sekarang melainkan berorientasi pada masa mendatang, (4) memberi kebebasan terhadap semua warga negara tanpa diskriminasi, terutama jenis kelamin, (5) adanya kebebasan setelah pengalamn tekanan dan tindakan keras, artinya setelah kemerdekaan diperoleh dan kebebasan dapat dinikmati, (6) keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda, (7) adanya toleransi terhadap pandangan yang berbeda, (8)adanya interaksi antara individu yang berhasil, dan (9) adanya insentif dan penghargaan bagi hasil karya kreatif. Sedangkan lingkungan dalam arti sempit yaitu keluarga dan lembaga pendidikan.
Di dalam lingkungan keluarga orang tua adalah pemegang otoritas, sehingga peranannya sangat menentukan pembentukan kreativitas anak. Lingkungan pendidikan cukup besar pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir anak didik untuk menghasilkan produk kreativitas, yaitu berasal dari pendidik. Selain itu Hurlock (1993), mengatakan ada enam faktor yang menyebabkan munculnya variasi kreativitas yang dimiliki individu, yaitu:
a.    Jenis kelamin, Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
b.    Status sosioekonomi, Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.
c.    Urutan kelahiran, Anak dari berbgai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir ditengah, belakang dan anak tunggal mungkin memiliki kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut daripada pencipta.
d.   Ukuran keluarga, Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik anak yang otoriter dan kondisi sosiekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas.
e.    Lingkungan, Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan pedesaan.
f.     Intelegensi, Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.

C.     Menjabarkan perkembangan kreativitas anak
Menjabarkan dari perkembangan kreativitas anak terhadap pembelajaran di sekolah dasar adalah terletak pada perlunya pengembangan KBM sehingga mampu mengembangkan potensi kreativitas anak. Ketika siswa masih berada pada level yang bawah, seharusnya mulai mengkondisikan dirinya untuk meningkatkan kemampuan kreatifnya tanpa harus menunda-nundanya. Oleh karenanya guru dituntut bertanggung jawab untuk menjadi fasilitator dan pembimbing dalam mengajar dan memanaj kelas. Donald J. Treffinger (Semiawan, 1999: 105) mengemukakan sejumlah pengalaman belajar yang dapat dikembangkan oleh guru, agar memiliki kekuatan untuk mengembangkan kreativitas anak.
Pertama, menciptakan tugas yang dikehendaki anak-anak, sehingga memungkinkan anak-anak mampu menunjukkan keterlibatan personal yang tinggi.Apabila mereka merasa terlibat dalam penciptaan tugas itu, kiranya mereka dapat menyelesaikannya dengan penuh antusiasme. Kedua, kegiatan pembelajaran hendaknya dilandasi oleh rasa ingin tahu siswa (curiosity), oleh karenanya dalam mengembangkan segala pengalaman belajar hendaknya didasarkan pada minat dan kepedulian anak, lebih konkritnya hendaknya lebih dilandasi dengan motif intinsik anak. Ketiga, penciptaan proses pembelajaran hendaknya memungkinkan anak-anak dapat mengembangkan sensitivitasnya terhadap berbagai masalah dan tatangan. Dalam kondisi demikian, kemampuan melakukan diagnosis perlu dikembangkan.
Keempat, kegiatan pembelajaran yang perlu ditegakkan adalah pengalaman belajar yang memberikan kelonggaran bagi anak untuk melakukan elaborasi dalam berpikir dan pengembangan kemampuan berpikir divergen, sehingga anak-anak tidak terbiasa dihadapkan pada satu jawaban benar setiap menjumpai persoalan, melainkan mereka akan terkondisikan dalam kehidupan yang selalu mempertimbangkan berbagai ide yang berbeda dan kemungkinan alternatif jawaban terhadap setiap persoalan. Selanjutnya mereka dapat merumuskannya secara menarik dan menyenangkan, sehingga alternatif solusi itu tidak hanya menyenangkan dirinya saja, melainkan juga bermanfaat bagi orang lain. Kedelapan, selama proses pembelajaran, anak-anak perlu sekali dihadapkan kepada persoalan riil dalam kehidupan sehari-hari. Adapun hasil pemecahan masalah tersebut dapat di-sharing­-kan kepda orang lain, terutama prosuk-produk kreatif.
Kelima, selama proses pembelajaran hendaknya dihindari perilaku judgmental dari guru, sebaliknya perlu dikembangkan sikap apresiatif. Evaluasi terhadap anak hendaknya dikembangkan standar yang didasarkan pada tugas dan tujuan serta kemampua anak, sehingga evaluasi lebih bersifat sangat personal. Dengan kata lain untuk kegiatan evaluasi perlu dihindari adanya standar eksternal yang sepenuhnya ditentukan oleh subyektivitas guru. Keenam, pengalaman belajar yang diberikan kepada anak hendaknya memungkinkan anak bebas melakukan eksperimen, jika perlu anak dapat melakukan kegiatan eksperimen berkali sesuai dengan kebutuhan.Adalah sangat terpuji, sekiranya selalu diusahakan dapat memberikan kelonggaran kepada para siswa untuk menemukan kesalahan, dan mereka dapat belajar dari kesalahan, sehingga mereka dapat menemukan solusinya sendiri. Ketujuh, kegiatan pembelajaran yang positif diharapkan dapat memberikan kesempatan yang banyak bagi para siswa untuk menentukan pilihannya sendiri. Selanjutnya  mereka dapat merumuskannya secara menarik dan menyenangkan, sehingga alternatif solusi itu tidak hanya menyenangkan dirinya saja, melainkan juga bermanfaat bagi orang lain. Kedelapan, selama proses pembelajaran, anak-anak perlu sekali dihadapkan kepada persoalan riil dalam kehidupan sehari-hari. Adapun hasil pemecahan masalah tersebut dapat di-sharing­-kan kepda orang lain, terutama prosuk-produk kreatif.





















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa (unusual) dan menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan.
Menjabarkan dari perkembangan kreativitas anak terhadap pembelajaran di sekolah dasar adalah terletak pada perlunya pengembangan KBM sehingga mampu mengembangkan potensi kreativitas anak. Ketika siswa masih berada pada level yang bawah, seharusnya mulai mengkondisikan dirinya untuk meningkatkan kemampuan kreatifnya tanpa harus menunda-nundanya. Oleh karenanya guru dituntut bertanggung jawab untuk menjadi fasilitator dan pembimbing dalam mengajar dan memanaj kelas. Donald J. Treffinger (Semiawan, 1999: 105) mengemukakan sejumlah pengalaman belajar yang dapat dikembangkan oleh guru, agar memiliki kekuatan untuk mengembangkan kreativitas anak.

B.     Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami berusaha semaksimal mungkin agar makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Tapi kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, banyak kekurangan-kekurangan dalam isi makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca semua sangat kami harapkan untuk evaluasi demitercapainya makalah yang lebih baik.






DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Conny R Semiawan, 1998, Perkembangan dan Belajar Peserta Didik

Desmita. 2009. Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Fatimah, E. 2010. Pikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik). Bandung: CV Pustaka Setia.

Papalia, Dian.,dkk. 200. Human Development (Psikologi Perkembangan) Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana.

LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan) dan ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia). 2003. Jurnal Ilmu Pendidikan  Jilid 10 nomor 3. Madiun: IKIP: PGRI

Holil, A. 2008. Teori Perkembangan Kognitif Piaget.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Website templateswww.seodesign.usFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver