BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Masalah adalah sebuah kata yang sering terdengar oleh kita. Namun sesuatu
menjadi masalah tergantung bagaimana seseorang mendapatkan masalah tersebut
sesuai kemampuannya. Terkadang dalam pendidikan matematika SD ada masalah bagi
kelas rendah namun bukan masalah bagi kelas tinggi. Masalah merupakan suatu
konflik,hambatan bagi siswa dalam menyelesaikan tugas belajaraannya di kelas.
Namun masalah harus diselesaikan agar proses berpikir siswa terus berkembang.
Pemecahan masalah merupakan bagian kurikulum dari matematika yang sangat
penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa
dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan
yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak
rutin.
Menurut teori belajar Gagne (Suherman, 2001),
tahapan yang paling tinggi dalam pembelajaran adalah pemecahan masalah. Dalam
pemecahan masalah, siswa dituntut untuk berhadapan dengan masalah-masalah
nonrutin dan diharuskan mampu menyusun langkah-langkah dalam menyelesaikan
masalah tersebut. Suatu soal dikatakan masalah apabila soal tersebut
menantang pikiran (Challenging) dan soal tersebut tidak otomatis ditemukan cara
penyelesainnya. Atau dalam pembelajaran, suatu masalah adalah suatu tugas
yang mana seseorang berhadapan dengan sesuatu yang memerlukan suatu
penyelesaian sementara dia tidak memiliki cara untuk menemukan solusinya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Jelaskan hakikat
dari pemecahan masalah !
2.
Jelaskan
langkah-langkah proses pemecahan masalah !
3.
Jelaskan sumber
masalahnya !
4.
Sebutkan dan
jelaskan jenis masalah beserta contohnya !
5.
Sebutkan dan jelaskan
strategi pemecahan masalah !
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakikat dari
pemecahan masalah.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah
proses pemecahan masalah.
3. Untuk mengetahui sumber masalahnya.
4. Untuk mengetahui jenis masalah
beserta contohnya.
5. Untuk mengetahui strategi pemecahan masalah.
D.
Manfaat Penulisan
1. Untuk menambah wawasan mengenai
hakikat dari pemecahan masalah.
2. Untuk menambah wawasan mengenai
sumber masalahnya.
3. Untuk menambah wawasan mengenai
sumber masalahnya.
4. Untuk menambah wawasan mengenai
jenis masalah beserta contohnya.
5.
Untuk menambah wawasan mengenai strategi pemecahan masalah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah proses mengorganisasikan konsep dan ketempilan ke
dalam pola aplikasi baru untuk mencapai suatu tujuan. Ciri utama dari proses
pemecahan masalah adalah berkaitan dengan masalah-masalah yang tidak rutin (unroutine
problems).
Keberadaan soal bentuk cerita yang tidak rutin baru merupakan langkah awal untuk
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Soal bentuk cerita itu
benar-benar merupakan modal pemecahan masalah jika soal yang serupa dijamin
belum pernah diajarakan atau belum dikenal oleh anak.
B.
Langkah-langkah Proses Pemecahan Masalah
Langkah-langkah yang perlu dikembangkan dalam proses pemecahan masalah
adalah sebagai berikut :
a.
Siswa memahami masalahnya
Pemahaman siswa tentang masalah yang
dihadapi dapat diketahui dari kemampuan siswa mengidentifikasi fakta dan kondisi,
menyebutkan tujuan yang ingin dicapai, serta mentrasfer situasi masalah menjadi
situasi matematis (misalnya menjadi kalimat terbuka).
b.
Siswa menyusun strategi penyelesaian
Beberapa
petunjuk yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa menyusun
strategi adalah adanya beberapa pilihan (alternatif) strategi yang dihasilkan
siswa, adanya usaha siswa untuk menggunakan fakta dan kondisi yang tersedia,
serta adanya estimasi jawaban atau penyelesaian.
c.
Siswa melaksanakan strategi
Kemampuan
melaksanakan strategi dapat ditunjukkan dengan pembuatan tabel, sampai
diperoleh jawaban atau penyelesaian.
d.
Siswa melaksanakan pengujian jawaban
Kemampuan melaksanakan pengujian
jawaban dapat ditunjukkan dari proses interpretasi dan evaluasi jawaban yang
diperoleh.
Cara Memecahkan Masalah Dikemukakan oleh Beberapa Ahli Diantaranya Dewey
dan Polya. Dewey (dalam Rothstein dan Pamela 1990) memberikan lima langkah
utama dalam memecahkan masalah, yaitu :
1.
mengenali/menyajikan masalah: tidak
diperlukan strategi pemecahan masalah jika bukan merupakan masalah;
2.
mendefinisikan masalah: strategi
pemecahan masalah menekan-kan pentingnya definisi masalah guna menentukan
banyaknya kemungkinan penyelesian;
3.
mengembangkan beberapa hipote-sis:
hipotesis adalah alternatif penyelesaian dari pemecahan masalah;
4.
menguji beberapa hipotesis:
mengevaluasi kele-mahan dan kelebihan hipotesis;
5.
memilih hipotesis yang terbaik.
Secara umum strategi pemecahan masalah yang sering digunakan adalah
strategi yang dikemukakan oleh Poyla (1973). Untuk mempermudah memahami dan
menyelesaikan suatu masalah, terlebih dahulu masalah tersebut disusun menjadi
masalah-masalah sederhana, lalu dianalisis (mencari semua kemungkinan
langkah-langkah yang akan ditempuh ), kemudian dilanjutkan dengan proses
sintesis ( memeriksa kebenaran setiap langkah yang dilakukan ). Menurut Polya,
dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu
:
1.
Memahami masalah,
2.
Merencanakan pemecahannya,
3.
Menyelesaikan masalah sesuai rencana
langkah kedua,dan
4.
Memeriksa kembali hasil yang
diperoleh (looking back).
Selanjutnya kita akan membahas langkah-langkah pemecahan masalah matematika
yang dikemukakan oleh Poyla,satu persatu sebagai berikut:
1.
Memahami masalah
Pada langkah pertama ini, pemecahan masalah harus dapat menentukan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan. Untuk mempermudah pemecah masalah memahami
masalah dan memperoleh gambaran umum penyelesaiannya dapat dibuat
catatan-catatan tersebut bisa berupa gambar, diagram, tabel, grafik atau yang
lainnya.
Langkah pertama adalah membaca soalnya dan meyakinkan diri bahwa anda
memahaminya secara benar. Tanyalah
diri anda dengan pertanyaan :
a.
Apa yang tidak diketahui?
b.
Kuantitas apa yang diberikan pada
soal?
c.
Kondisinya bagaimana?
d.
Apakah ada kekecualian?
2.
Merencanakan cara penyelesaian
Untuk keperluan ini, pemecah masalah mengikuti langkah-langkah berikut.
a.
Mengumpulkan data informasi dengan
mengaitkan persyaratan yang ditentukan untuk analisis.
b.
Jika diperlukan analisis informasi
yang diperoleh dengan menggunakan analogi masalah yang pernah diselesaikan.
c.
Apabila ternyata “ macet”, perlu
dibantu melihat masalah tersebut dari sudut yang berbeda
3.
Melaksanakan rencana
Berdasarkan rencana, penyelesaian-penyelesaian masalah yang sudah
direncanakan itu dilaksanakan. Didalam menyelesaikan masalah, setiap langkah dicek,
apakah langkah tersebut sudah benar atau belum. Hasil yang diperoleh harus
diuji apakah hasil tersebut sudah benar atau belum.
4.
Memeriksa kembali
Tahap melihat kembali hasil pemecahan masalah yang diperoleh mungkin
merupakan bagian terpenting dari proses pemecahan masalah. Setelah hasil
pemecahan diperoleh, perlu dilihat dan dicek kembali untuk memastikan semua
alternatif tidak diabaikan misalnya dengan cara :
a.
Melihat kembali hasil.
b.
Melihat kembali alasan-alasan yang
digunakan.
c.
Menemukan hasil yang lain.
d.
Menggunakan hasil atau metode yang
digunakan untuk masalah lain
e.
Menginterpretasikan masalah kembali
f.
Menginterpretasikan hasil
g.
Memecahkan masalah baru
h.
Dan lain sebagainya
Untuk menjadi pemecah masalah dalam matematika dia harus memiliki
pengetahuan matematika sebagi dasar.Menurut Silver (1979) menyatakan bahwa
keberhasilan pemecah masalah lebih dikarenakan bagaimana mereka dapat
menggolongkan masalah matematika berdasarkan kesamaan dalam struktur matemtika.
Jadi ruang lingkup pertama dalam proses pemecahan masalah adalah pengetahuan
matematika sebagai dasar.
Ruang lingkup proses pemecahan masalah matematika
yang ke-2 adalah terkait dengan algoritma. Algoritma adalah sebuah prosedur
,yang dapat diaplikasikan pada soal latihan dimana jika prosedur tersebut benar
maka dapat dipastikan akan memberikan jawaban yang benar untuk soal tersebut .
jadi pemecahan masalah dapat membuat pemecah masalah membangun algoritme
sendiri . contoh pembentukan algoritme disini antar lain membangun proses dalam
faktorisasi persamaan kuadrat ,proses membagi ruas garis hanya dengan
menggunakan konsroksi Eoclidean.
C.
Sumber Masalah
1.
Permainan
Permainan
dapat digunakan sebagai sumber untuk memperoleh masalah yang diharapkan anak
dapat memecahkannya.
Contoh : Dua
anak bermain-main took-tokoan. Satu jadi pembeli yang lain jadi penjual.
Penjual memberi uang kembali (susuk) pada pembeli.
2.
Peristiwa yang dijumpai sekarang
Contoh : Di
jalan Kawi setiap menit rata-rata dilalui 10 kendaraan. Berapa kendaraan melalui jalan Kawi setiap harinya?
3.
Iklan
Contoh : Aki
Yuasa harga Rp 40.000,00 garansi 12 bulan Aki BS harga Rp 50.000,00 garansi 18
bulan. Faktor-faktor apa yang Anda perhatikan untuk
memilih Aki
mana yang akan Anda beli.
4.
Sains
Contoh : Diberikan
dua bejana yang berisi air, murid diminta untuk menunjukkan cara menentukan air
dari bejana mana yang isinya lebih banyak.
5.
Data
Contoh : Carilah persamaan yang
cocok untuk data
D.
Jenis Masalah Beserta Contohnya
Ada beberapa jenis masalah yang dapat membantu kita sebagai guru SD
mengenali maksud setiap jenis masalah, diantaranya sebagai berikut :
1.
Masalah Translasi adalah masalah
yang berhubungan aktivitas sehari-hari siswa. Contoh: Ade membeli permen Sugus 12 buah.Bagaimana
cara Ade membagikan kepada 24 orang temannya agar semua kebagian dengan adil?.
2.
Masalah Aplikasi adalah masalah yang
menerapkan suatu konsep,rumus matematika dalam sebuah soal-soal
matematika.Contoh suatu kolam berbentuk persegipanjang yang berukuran panjang
20 meter dan lebar 10 meter.Berapa luas kolam tersebut?.
3.
Masalah Proses/Pola adalah masalah
yang memiliki pola, keteraturan dalam penyelesainnya.Contoh:
2 4 6 8 ...
Berapa angka berikutnya?.
4.
Masalah Teka-teki adalah masalah
yang sifat menerka atau dapat berupa permainan namun tetap mengacu pada konsep
dalam matematika.contoh:Aku adalah anggota bilangan Asli,aku adalah bilangan
perkasa,jika kelipatannku dijumlahkan angka-angkanya hasilnya adalah
aku,siapakah aku?
E. Rambu-Rambu Untuk Mengembangkan
Keterampilan Menyelesaikan Masalah
1.
Memberikan kepada siswa cara
mengidentifikasi persoalan.
2.
Mengajarkan kepada siswa bagaimana
menterjemahkan persoalan kedalam
kalimat matematika dan menyederhanakan model soal yang
ada.
3.
Mengajarkan cara memilih alur yang
paling efisien.
4.
Mengajarkan bagaimana
menginterpretasi jawaban tersebut.
5.
Mengajarkan bagaimana memodifikasi
jawaban, seandainya kepadanya diberi
data yang baru.
6.
Melatih siswa untuk membuat masalah
F.
Strategi Pemecahan Masalah
Berikut ini strategi pemecahan masalah yang mungkin
diperkenalkan pada anak sekolah dasar (SD) ;
1.
Strategi
Act It Out
Strategi ini dapat membantu dalam proses visualisasi masalah yang tercakup
dalam soal yang dihadapi. Dalam pelaksanaannya, strategi ini dilakukan dengan
menggunakan gerakan-gerakan fisik atau dengan menggerakkan benda-benda
kongkrit. Gerakan bersifat fisik ini dapat membantu atau mempermudah siswa
dalam menemukan hubungan antara komponen-komponen yang tercakup dalam suatu
masalah.
2.
Membuat
Gambar atau Diagram
Strategi ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang
terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah
tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas.
Contoh :
Empat orang
anak sedang membandingkan tinggi badan mereka masing-masing. Anisa lebih tinggi
14 cm dari pada bambang. Cici lebih pendek 7 cm dari pada anisa. Deni lebih
tinggi 10 cm dari pada cici. Berapakah selisih tinggi antara bambang dengan
deni?
Diketahui :
1.
anisa lebih tinggi 14 cm dari pada
bambang
2.
cici lebih pendek 7 cm dari pada
anisa
3.
Deni lebih tinggi 10 cm dari pada
cici
Ditanya :
Selisih tinggi antara bambang dengan
deni?
Rencanakan strategi
Strategi apa yang akan kamu gunakan?
Membuat gambar atau model
Selesaikan :
1.
Informasi - informasi
yang diketahui dapat digambarkan sebagai berikut
D
A.
3
7 10 selisih tinggi bambang dan deni
14 C
2.
Selisih tinggi bambang dan deni
=14 +3 =17 cm
Lihat
kembali dan cek
Apakah
jawaban kamu benar?
Ya, karena dilihat dari gambar, selisih tinggi anisa
dan deni = 10 – 7 = 3cm, sedangkan selisih tinggi bambang dan anisa = 14cm.
Jadi, selisih tinggi bambang dan deni adalah 14cm + 3 cm= 17 cm.
3.
Menemukan
Pola
Kegiatan
matematika yang berkaitan dengan proses menemukan suatu pola dari sejumlah data
yang diberikan, dapat dimulai dilakukan melalui sekumpulan gambar atu bilangan.
Contoh:
Andi adalah
anak yang cerdas. Pada saaat pelajaran matematika, gurunya menanyakan kepada
seluruh murid berapakh jumlah bilangan-bilangan asli dari 1 - 100. Dengan
cepat, andi dapat langsung menjawabnya. Bagaimanakah cara andi menyelesaikan
soal tersebut?
Diketahui :
Bilangan asli dari 1 sampai 100
adalah 1, 2, 3,....,98,99,100.

Jumlah dari 1+2+3+...+98+99+100.
Rencanakan strategi
Strategi apa yang akan kamu gunakan?
Melihat pola
Selesaikan :
1.
Untuk menghitung jumlah
bilangan-bilangan tersebut, coba kamu bagi penjumalahn tersebut menjadi dua
seperti berikut:
![]() |
1 +2 +3 +,...+98 +99 +100.
100+99 +98 +...+3
+2 +1.
101+101+101+...+101+101+101
+
2.
Dari penjumlahan diatas didapat
penjumlahan 100 kali dari 101, sehingga

2 x (1+2+...+99+100)= 100 x 101
2 x (1+2+...+99+100=

1+2+...+99+100=5.050
Lihat kembali dan cek
Apakah jawaban kamu masuk akal?
Ya, karena penjumlahan dapat
ditampilkan dalam urutan yang berbeda dan perkalian adalah penjumlahan yang
berulang (1+2+3+...,+n). Secara umum, penjumlahan n bilangan asli adalah
. Sehingga
untuk n = 100, maka jumlah dari 1000 bilangan asli adalah
, yaitu 5.050.


3.
Membuat
Tabel
Mengorganisasi data ke dalam sebuah
tabel dapat membantu kita dalamm mengungkapkan suatu pola tertentu serta dalam
mengidentifikasikan informasi yang tidak lengkap.
4.
Memperhatikan
Semua Kemungkinan Secara Sistematik
Strategi ini biasanya digunakan
bersamaan dengan strategi mencari pola dan menggambar tabel.
5. Terka dan Uji Kembali
Strategi
terka dan uji kembali adalah strategi pemecahan masalah yang dilakukan dengan
cara menerka dan menguji kembali suatu jawaban dalam proses pemecahan masalah
matematika. Untuk menggunakan strategi ini, kita harus mengerti lebih dahulu
soalnya. Kemudian, kita harus mencatat syarat-syarat yang diketahui dan harus
dipenuhi dari soal tersebut. Akhirnya, ketika kita menerka, kita harus mengujo
apakah jawaban tersebut memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Jika satu atau
lebih syarat tidak dipenuhi, maka jawaban kita salah.
Contoh :
Dari
sekumpulan bilangan 1-20, mita mengambil 3 bilangan berurutan. Jumlah tiga
bilangan tersebut
dari hasil kali ketiganya. Bilangan mana
sajakah yang diambil oleh mita?

Diketahui :
1.
Bilangan yang tersedia dari 1-20.
2.
Jumlah 3 bilangan adalah
hasil
kali ketiga bilangan.

3.
Ketiga bilangan tersebut
berurutan.
Ditanya :
Berapa ketiga bilangan tersebut!
Jawaban:
Terka Pertama
Bilangan 8,9,dan 10
Uji Kembali
Jumlah = 8+9+10=27
Hasil kali = 8 x 9 x 10 = 720
Perbandingan =
=
< 



(tidak memenuhi)
Terka kedua
Bilangan 11,
12 , dan 13
Uji kembali
Jumlah = 11 + 12 +13 = 36
Hasil kali = 11 x 12 x13 = 1716
Perbandingan =
=
< 



(tidak memenuhi )
Terkaan ketiga
Dari dua
terkaan tersebut menunjukan bahwa semakin besar bilangan yang di pilih, maka
semakin besar selisih nya. Oleh karena itu, coba terka dengan bilangan yang
lebih kecil, yaitu 3,4, dan 5.
Uji kembali
Jumlah = 3 + 4 + 5 = 12
Hasil kali = 3 x 4 x 5 = 60
Perbandigan =
= 


Lihat kembali dan cek
Apakah jawaban kamu bernar?
Ya, jumlah bilangan yang berurutan tersebut 1/5 dari hasil kali nya.
6.
Strategi
Kerja Mundur
Suatu
masalah kadang-kadang disajikan dalam suatu cara sehingga yang diketahui itu sebenarnya
merupakan hasil dari suatu proses tertentu,sedangkan komponen yang ditanyakan
merupakan komponen yang seharusnya muncul lebih awal.
7.
Menentukan
yang Di ketahui ,yang Ditanyakan, dan Informasi yang Diperlukan
Strategi ini
merupakan penyelesaian yang sangat terkenal sehingga seringkali muncul dalam
buku-buku matematika sekolah.
8.
Menggunakan
Kalimat Terbuka
Untuk sampai
pada kalimat yang dicari, seringkali harus melalui penggunaan strategi lain,
dengan maksud agar hubungan antar unsur yang terkandung di dalam masalah dapat
di lihat secara jelas. Setelah itu baru dibuat kalimat terbukanya.
9.
Menyelesaikan
Masalah yang Mirip atau Masalah yang Lebih Mudah
Untuk
menyelesaikan permasalahan dengan pola yang cukup kompleks, dapat dilakukan
dengan menggunakan analogi melalui penyelesaiaan masalah yang mirip atau
masalah yang lebih mudah.
10.
Mengubah
Sudut Pandang
Strategi
seringkali digunakan setelah kita gagal untuk menyelesaikan masalah dengan
strtegi lain.
11.
Menyederhanakan
Masalah
Strategi
menyederhanakan masalah digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika dengan
mencobakan pada masalah yang lebih sederhana. Kemudian, setelah didapatkan
solusi atau berupa pola dari soal yang sederhana ini, kamu dapat membuat
penyelesaian untuk masalah yang lebih rumit.
Contoh :
Berapakah banyaknya persegi yang berbeda pada papan catur 8 x 8 ?
Apa yang kamu ketahui ?
1.
Bentuk papan 8 x 8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
Setiap bagian dari papan catur
adalah persegi.
Apa yang ditanyakan ?
Banyaknya
persegi yang berbeda dari papan catur 8 x 8.
Rencanakan Startegi
Strategi apa
yang akan kamu gunakan ?
Menyederhanakan
Masalah
Selesaikan :
1.
Untuk menemukan polanya, cobakan
pada bentuk persegi yang lebih sederhana.

·
Persegi 1 x 1
Jumlah
persegi yang berbeda = 1 = 12
·
persegi 2 x 2
jumlah persegi yang berbeda

= 1 + 4
= 12 + 22
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Persegi 3 x 3 :
Jumlah persegi yang berbeda
= (persegi 3 x 3 ) + (persegi 2 x 2) + (persegi 1 x 1)
= 1 +4 + 9
= 12+22+32
Dari penyelesaian diatas, kamu dapat menemukan jumlah persegi berdasarkan polanya, yaitu 12+22+32+42+...+...+n2
Sehingga
kamu dapat menentukan banyaknya persegi yang berbeda pada papan catur 8 x 8
jumlah
= 12 +22+32+42+52+62+72+82
= 1+4+9+16+24+36+49+64
= 204 persegi
Lihat
kembali dan cek
Apakah
jawaban kamu benar ?
Ya,
pada papan catur 8 x 8 ada 8 jenis persegi dan jumlah persegi dari setiap jenis
adalah bilangan kuadrat, sehingga penjumlahan ke 8 jenis persegi ini adalah
204.
12. bekerja
mundur
Strategi
bekerja mundur adalah strategi pemecahan
masalah untuk menyelesaikan soal-soal yang melibatkan suatu rangkaian operasi
dimana hasil akhir dari operasi tersebut telah di ketahui dan di minta untuk
mengetahui kondisi awal dari soal tersebut. Strategi ini di lakukan dengan
mempertimbangkan operasi dari arah kebalikan ( mundur ).
Contoh
:
Bu
neti pergi kepasar membeli daging dan membelanjakan
dari uang nya. Kemudian ia membeli buah-buahan
dan membayarkan
dari sisa uangnya, lalu ia membayarkan
dari sisa uang terakhir untuk membeli kemeja
suami nya. Setelah itu, sisa uangnya adalah Rp.30.000,00. Berapakah uang yang
di bawa bu neti sebelum berangkat kepasar ?



Diketahui
:
1. Bu neti membelanjakan
dari uang nya
untuk membeli daging.

2. Ia membelanjakan
dari sisa uangnya untuk membeli buah-buahan.

3. Terakhir ia membelanjakan
dari sisa uang terakhir untuk membeli kemeja
suami.

4.
|
Ditanya
Uang
awal yang dimiliki bu nety
Rencanakan
strategi
Strategi
apa yang kamu gunakan?
Bekerja
mundur
Selesaikan
1. Soal
ini terdiri dari 4 tahapan
Sisa uang terakhir Rp.30.000,00.
|


|
|

1. Membelanjakan
sisa untuk membeli buah. Buah

|
|
|

2.
Membelanjakan
untuk membeli daging.

|
|
|
|

2. Dari gambar diatas,
banyak nya uang awal adalah
![]() |
|
|
|
Rp.30.000,00

=Rp.120.000.00
Lihat kembali dan cek
Apa yang dapat kamu lakukan untuk memeriksa jawaban?
Coba periksa dari awal

Sisa= Rp. 120.000,00-
Rp.30.000,00
=
Rp.90.000,00

Sisa = Rp.90.000,00-
Rp.30.000,00
= Rp
60.000,00

Sisa = Rp 60.000,00 - Rp.30.000,00
=
Rp.30.000,00
Jadi,
uang yang dibawa bu nety sebelum berangkat kepasar adalah Rp. 120.000,00
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Suatu pertanyaan akan menjadi
masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya tantangan yang tidak dapat
dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui oleh si pelaku.
Menyelesaikan suatu masalah merupakan proses untuk menerima tantangan dalam
menjawab masalah. Memecahkan masalah berarti menemukan cara atau jalan mencapai
tujuan atau solusi yang tidak dengan mudah menjadi nyata. Polya mengelompokkan
masalah dalam matematika menjadi dua kelompok. Pertama adalah masalah terkait
dengan menemukan sesuatu yang teoristis atau praktis, abstrak atau kongkrit.
Kelompok kedua adalah masalah terkait dengan membuktikan atau menunjukkan bahwa
suatu pernyataan itu benar atau salah atau tidak kedua-duanya.
Sedangkan Troutman
mengelompokkan pemecahan masalah matematika menjadi dua jenis. Jenis pertama
adalah pemecahan masalah yang merupkan masalah rutin.Jenis kedua adalah masalah
yang diberikan merupakan situasi masalah yang tidak biasa dan tidak ada standar
yang pasti untuk menyelesaikannya.
Strategi pemecahan masalah
yang mungkin diperkenalkan pada anak sekolah dasar (SD) antara lain : Strategi Act It Out, Membuat Gambar atau Diagram, Menemukan Pola, Membuat Tabel, Memperhatikan Semua
Kemungkinan Secara Sistematik, Tebak dan Periksa (Guess and Check), Strategi Kerja Mundur, Menentukan yang Di ketahui ,yang Ditanyakan,
dan Informasi yang Diperlukan, Menggunakan Kalimat Terbuka , Menyelesaikan Masalah yang Mirip atau Masalah yang Lebih Mudah dan Mengubah Sudut Pandang.
Algoritma adalah sebuah prosedur ,yang dapat diaplikasikan pada soal
latihan dimana jika prosedur tersebut benar maka dapat dipastikan akan
memberikan jawaban yang benar untuk soal tersebut . jadi pemecahan masalah
dapat membuat pemecah masalah membangun algoritme sendiri
B.
Saran
Penulis menyadari jika makalah ini jauh dari
sempurna. Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemilahan kata serta
cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini.
Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Budhayanti,Clara
Ika Sari.dkk.2009.Pemecahan Masalah.Jakarta:Depdiknas
Shadiq, F., 2006. Penalaran, Pemecahan Masalah dan Komunikasi. Pelatihan
Instruktur/Pengembang Matematika SMA. Depdiknas,
PPPG Matematika Yogyakarta.
Sugiyono, 2004. Statistika Untuk
Penelitian. Alfabeta: Bandung.
Tim
PPPG Matematika, 2005. Penalaran,
Pemecahan Masalah dan Komonikasi
dalam Pembelajaran Matematika. Diklat
Guru Inti Matematika SMP di daerah tahun 2005. Depdiknas, Dirjen Dikdasme
0 komentar:
Posting Komentar